Tuesday, March 10, 2009

Dosenku "Pacarku" (75)

http://www.youtube.com/watch?v=OKorl7Ouht0

Highway run/Into the midnight sun/Wheels go `round and `round/You're on my mind/Restless hearts/Sleep alone tonight/Sendin' all my love/Along the wire

They say that the road/Ain't no place to start a family/Right down the line/It's been you and me
Lovin' a music man/Ain't all it's supposed to be/Oh girl, you stand by me/I'm foreveryours/Faithfully

Circus life/Under the big top world/We all need the clowns/To make us smile/Through space and time/Always another show/Wondering where I am/Lost without you

And being apart ain't easy/On this love affair/ Two strangers learn/To fall in love again/I get the joy Of rediscovering you/Oh girl, you stand by me/ I'm forever yours/ Faithfully
=====================
"Magda, tangisan dan air matamu menyiksa ku akibat kecerobohan ku
dulu.!"
" Zung, bujuk rayumu tak mampu lagi meruntuhkan dan mencairkan
kebekuan hati ku."
====================
" Baiklah Magda, jika cinta kita tidak dapat menyatu seperti dulu, tetapi keputusanmu tidak mau menikah dengan lelaki manapun adalah keputusan yang keliru. Seperti aku katakan tadi, keputusanmu itu akan menyiksaku seumur hidup."

" Zung, aku tak percaya kalau hal itu bisa terjadi dengan dirimu. Bukankah dalam waktu relatif singkat, abang telah bersenandung merdu dengan kekasih barumu ditengah badai yang menggulungku!?"

" Itu hanya senandung fatamorgana mengiring kebuntuan jiwa akibat kecerobohan putusanku terhadap dirimu.!" ucap ku
" Berbahagialah abang yang masih mampu besenandung, menghiraukan korban kecerobohanmu yang masih terkulai dengan airmata darah!" Suara Magda menghentak ditengah hati memelas mendengar jeritan hatinya. " Zung sudahlah...ah..kok kita malah larut masa- masa lalu yang menyakitkan. Hehhh..Zung bangun!" teriaknya mengelus wajahku.
***
" Zung, jangan terlalu lama dikampung. Kalau abang mau, nanti aku dan Mawar bersama abang mengulang sedikit mata kuliah serta pendalaman skripsi kita, terserah, disini atau dirumah Mawar," ujarnya.
Aku belum "siuman" mendengar jeritan hatinya yang tertumpah ruah menggenangi sukmaku. Kembali dia mengehentakku. " Zung....bangun hari sudah siang..!" guraunya.

" Belum, hari masih gelap gulita," balasku tak bergairah.
" Abang sedang bermimpi," balasnya seraya mengulang pertanyaannya, berapa lama aku akan dikampung.
"Belum jelas, mungkin selamanya, kalau aku "nyangkut" dengan bidadari disana," jawab ku seadanya.
" Bang, jangan ada lagi bidadari korbanmu di kampung," ujarnya tertawa.

" Memang aku pemangsa perempuan? Perempuan yang selalu memburuku." ujarku membalas sentilannya. Magda menyambut ucapanku dengan tawa, namun tak membalas dengan sepenggal kata, takut berkepanjangan dan membelit dirinya.

"Siapa yang mengantarkan abang ke terminal?" tanyanya.
" Belum tahu pasti, Ibu Susan mau mengantar tetapi aku sungkan."
" Lho, kok sama calon isteri merasa sungkan.?"
" Susan tahunya, aku pulang hari ini. Boleh Magda ngantar aku ke terminal?"
" Abang nggak takut ketahuan dengan kakak itu?"
" Siapa maksudmu?"
" Kalau abang jadi nikah dengan Susan, kan aku panggil kakak. Bagus mana, panggil kakak atau eda.?"
" Nggak lagilah, tadi sudah aku katakan, aku telah berubah pikiran."
" Oalah ...bang, tambah lagi korban siksaanmu."
***
Sebelum mengakhir pembicaraan pagi itu, aku minta tolong kepada Magda pergi kerumah Ira, yang seharusnya Sabtu ini aku menemani dia pulang dari diskotik. Magda heran mendengar nama Ira.

"Siapa Ira bang ? Ngapain aku kesana? Zung mau menunjukkan koleksi abang sama aku iya.?"
" Bukan! Ira hanya teman biasa, dia pramuria di discotik dekan lapangan Merdeka itu."
" Bah, hebat kali abang ini, membakar asmara dengan seorang dosen dan pramuria, sekaligus."
" Magda, aku hanya mau membantunya dari kebrutalan preman sekitar itu. Aku kasihan dengan dia. Bekerja keras tapi preman memerasnya setiap dia pulang. Ira seorang mahasiswi semester enam, jurusannya sama dengan kita, akuntansi."

" Hebat ! Abang jadi pahlawan. Lalu, aku ngapain kesana?"
" Hanya memberitahu, kalau aku Sabtu nanti nggak bisa menemaninya pulang. Sekaligus minta buku yang dia pinjam."
" Iya tuan paduka, aku akan melaksanakan perintahnya," ujarnya tertawa sambil menundukkan kepalanya.

" Antar aku dulu pulang atau atau menunggumu disini?"
" Nantilah bang, kita makan sore dulu. Sejak beberapa bulan lalu aku belajar memasak dari mami. Abang rasakah dulu masakanku siang ini, tetapi abang bantuin aku." ujarnya. (Bersambung)

Los Angeles. March 2009

Taz Zung


http://telagasenja-tanzung.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment