Monday, March 9, 2009

Dosenku "Pacarku" (74)

"Private Emotion"
Every endless night has a dawning day/Every darkest sky has a shining ray/And it shines on you baby can't you see/You're the only one who can shine for me
[ CHORUS: ] /It's a private emotion/that fills you tonight/And a silence falls between us As the shadows steal the light/And wherever you may find it /Wherever it may lead/Let your private emotion come to me/Come to me

When your soul is tired and your heart is weak/Do you think of love as one way street/Well it runs both ways, open up your eyes/Can't you see me here, how can you deny
[ CHORUS ]
Every endless night has a dawning day/Every darkest sky has a shining ray/ It takes a lot to laugh as your tears go by But you can find me here till your tears run dry
[ CHORUS ]
=======================
" Magda, sungguh aku tak tahu sebelumnya.?"
" Seperti aku katakan tadi, memang, abang tak mampu lagi melihat relung hatiku yang pernah bergelora menyatu dengan gelora cinta mu selama lima tahun.!"
========================
" Magda, aku mengaku jujur terhadapmu perihal hubunganku dengan Susan, karena aku masih merasakan keterpautan hati meski dalam sukma yang terluka."

" Bang, mestinya dalam sukma yang terluka tidak lagi menorehkan luka baru. Zung, sempurna sudah luka dalam bingkai siksa yang abang ukirkan dalam tatanan hidupku. Aku tidak lagi menemukan ketulusan hatimu setelah mengikatkan diri dengan perempuan lain.!"

" Magda, untuk yang terakhir, aku mengharap, kau akan memaafkanku. Sungguh aku tak mengerti, ternyata masih ada relung yang tesisa diantara hatimu yang terluka."

" Sejak abang menabur benih cinta dalam sudut-sudut sukmaku, tidak satu akar ilalang aku biarkan tumbuh meski benih cinta yang abang taburkan telah aku tuai dalam dera tak berkesudahan, hingga kini. Zung, aku terus memaafkanmu, mungkin, itu sebabnya abang menganggap rendah atas ku."

" Magda, aku tak pernah menggangap rendah dirimu, hanya saja aku tidak dapat membaca dengan sempurna relung hatimu, karena aku selalu dihantui rasa bersalah."

" Zung, kesalahan yang sama terulang dalam bentang waktu yang berbeda, bukan.!?"
" Iya, mungkin ini kesempatan akhir menuju niat tulus --lima tahun-- yang tertunda."

" Kesempatan apalagi yang abang harap. Apa mungkin dua matahari terbit dalam waktu bersamaan.?"
" Iya, aku kan sudah katakan, mau membatalkan niat pernikahan ku dengan Susan. Kini aku sadar, janji menikahi Susan adalah keputusan emosional."

" Bang, aku ini perempuan, masih punya hati dan perasan. Tadinya aku tak setuju hubungan mu dengan Susan, karena aku tak terpikir kalau abang dan Susan belum melangkah jauh. Bukankah abang juga pernah menjanjikan hal yang sama ( dulu) mau menikahi ku? Tetapi akhirnya berujung tanpa bayang dalam lorong gelap dan berliku.

Tadinya aku masih mengharap, sepercik cahaya akan tersembul didalamnya, namun lolongan serigala menyambut ku diujung lorong kebinasaan itu. Zung, jangan biarkan lagi serigala itu mencabik- cabik korban baru."

" Magda, aku juga korban kecerobohanku. Tetapi aku harus membatalkan niat untuk menikahinya. Itu jalan terbaik untuk masa depanku, meski Magda tidak lagi memaafkan ku. "

" Zung belajarlah dari masa lalu, bukankah abang kerap mengatakan masa lalu mengajar dan menghantarkan kita menyongsong mentari pagi? Ketika itu, aku sangat marah dan cemburu karena Sinta bersandar diatas dadamu sepulang dari kampung.

Abang mengingatkan ku, akupun sadar. Sejak itulah aku belajar dan lebih-hati-hati dalam melangkah bersama dengan mu. Bukankah sejak kejadian itu abang telah melihat dan merasakan ketulusan hati serta dewasaanku ? Kemudian tanpa aku sadari badai maut menerpa diriku dari seseorang yang aku dambakan. !?"

" Iya...Magda aku mengerti itu," ucap ku tak bergairah. " Magda, kenapa tadi malam mencium pipiku dan menangis sesunggukan ketika meninggalkan kamar ku?"

" Aku mencium mu pertanda aku masih mengasihi mu sebagai seorang sahabat yang pernah aku cintai, dan aku menangisi kenapa aku dan abang harus berjumpa dalam bentangan waktu yang cukup lama, kemudian kita akhirnya mengingkari keindahan itu hanya dalam sekejap.

Bang, aku masih mencintai mu sebagai teman. Abang tak usah mengaharap (lagi)lebih dari situ."

"Magda, tangisan dan air matamu menyiksaku akibat kecerobohan ku dulu.!"
" Zung, bujuk rayumu tak mampu lagi meruntuhkan dan mencairkan kebekuan hatiku." ( Bersambung)

Los Angeles. March 2009

Taz Zung

No comments:

Post a Comment