Wednesday, January 28, 2009

Magdalena ( 27)


Bryan Adams - Please Forgive Me

==================
Empat tahun bersamanya kini terhempas kelembah terjal nan cadas hanya karena pariban yang tertidur letih di dadaku, atau karena sebotol manson....?
==================
Sepeninggal Magda aku bagai orang pesong, otakku error tak tahu berbuat apalagi, benar-benar tulalit. Aku buang botol minuman manson sekaligus dengan gelas pembawa sial itu. Sesungguhnya aku sudah tak minum lagi sejak aku kembali aktif sebagai asisten pelatih. Seniorku memberi peringatan keras, "teruskan kebiasaanmu atau kau keluar dari perguruan ini ," ancam suhu seniorku suatu ketika.

"Tragedi" minuman manson ini terinspirasi dari suatu peristiwa temanku satu kampung, Saut. Bapaknya, digelari "sipastap langit" pernah berjanji akan membeli motor bila dia menyelesaikan sekolahnya. Aku satu angkatan dengan Saut. Mesti sudah tammat sarjana muda, orang tuanya tak kunjung memenuhi janjinya.

Suatu waktu dia datang kekamarku, dia mengeluh dan kesal karena orangtuanya belum memenuhi janji. " Kayaknya aku mau pergi merantau ke Pulau Jawa." katanya.
"Tak lakunya "BA" mu itu di Jakarta. Kenapa kau mau merantau jauh, di Medan sajalah kau cari kerja.nSaut mau kerja di kantor gubernur ? Mereka sedang membuka lowongan untuk tingkat sarjana muda. Tapi, kau fakultas Antrophologi jurusan tulang belulang pula, mereka butuh fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi. Teruskan keluhanmu lae."

Bapakku janji terus, sebelum aku meja hijau berjanji membeli motor kalau lulus sarjana muda. Sesudah tammat sampai sekarang belum juga dibeli juga." keluh Saut.
"Jadi hanya itu alasan kau? Beres, nanti kalau pulang kampung bisa kita atur.Tapi janji, kalau motor sudah dibeli, kau yang antar aku kekampus. Pulangnya sama pacarku, janji.?"
"Boleh lae, gampanglah itu. Kau mau bicara sama bapakku.? tanyanya.
"Ah kaupun, manalah aku berani sama bapamu "sipastap langit"itu. Nanti, ketika liburan semester, kita ke kedai tuak dekat rumahmu. Sembari dengar lagu.

"Aku tak biasa minum lae." katanya.
"Kita tidak perlu minum tuak atau minuman keras, minum fanta saja, nanti kita beli dari warung sebelahnya."
"Diketawaiin oranglah kita, kok dikedai tuak minum fanta,?"
" Eeh...kau mau dibantu nggak? dengar dulu. Nati kita agak lama disana seakan-akan kita telah minum banyak. Ketika mau pulang kita minta minuman tekawe atau kamput dua sloki...."

"Aku tak bisa minum lae......" ujarnya memotong pembicaraanku.
" Diam dulu kau......ku piltik (sentil-pen ) pula kau nanti. Saat kita mau pulang itulah , kumur-kumur itu te-ka-we kemudian buang, jangan diminum." Saut ketawa geli. Malam pertama tak berhasil, kedua orangtuanya sudah tidur.
" Kita ulang lagi besok, jangan sampai kemalaman. Beli tiga seloki, tumpahkan sedikit kebaju dan celanamu, agar baunya menyengat. Nanti kau kuantar kerumahmu dan kau ngoceh sambil panggil nama pacarmu dan omak kau"

Los Angeles, January 2009

Tan Zung

http://telagasenja-tanzung.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment