Tuesday, March 17, 2009

Dosenku "Pacarku" (90)

http://www.youtube.com/watch?v=0hBrln2tf3M&NR=1

==============
Satu beban berat terlalui tanpa ada yang terluka. Karena demikan senangnya, aku tidak langsung pulang kerumah. Aku menuju kerumah Magda memberi "laporan".
=============
" Zung, ada apa? Katamu mau pakai motor sampai besok. Kenapa sudah kembali? Wajah abang cerah sekali.!?"
" Magda, motormu "menyelamatkan"ku. Tadinya Susan mengajakku menginap, tetapi aku beri alasan motor harus di kembalikan malam ini. Akhirnya Susan "menyerah" Aku selamat Magda, beban beratku berkurang."

" Abang bilang apa ke ibu itu?"
" Aku nggak bilang apa-apa. Kebetulan suaminya pulang minggu depan. Aku selamat. Aku juga sudah beritahu kalau akan ke Jakarta. Untuk yang terakhir kali, aku nanti menemaninya menjemput suaminya ke bandara Polonia.

" Selamat bang ! sekarang tinggal masalah Maya. Eehhh tahe.. abang, tak habis- habisnya masalahmu ," ucapnya sambil mengelus kepalaku.
"Zung kita ke dapur, bantuin aku masak. Bang, segeralah selesaikan masalahmu dengan Maya, jangan biarkan berlarut-larut; nanti itu akan menyiksa dirimu sendiri."

" Aku nggak ada masalah dengan Maya.! Om John "sibagur tano " itu yang punya masalah. Aku juga kasihan kepada Maya di kekang seperti anak kecil. Sudah sesuci apa rupanya om John itu, ?" kataku geram.
" Apa itu " sibagur tano" bang. Aku nggak pernah dengar, " tanya Magda cekikian.

" Aku pun tak jelas. Itu jenis binatang purbakala dan hidupnya hanya ada dekat comberan," jawabku tertawa. " Siibagur tano sejenis kodok, mukanya paling jelek diantara jenis kodok didunia ini," imbuhku.
" Kok tega benar mengolok-olok om itu, dosa lho bang," ingatnya.
"Ah....nggak apa-apa, dosaku juga paling sebesar kodok. Dosa om itu lebih besar, sebesar gajah hamil ," ujarku, disambut tawa Magda. Sementara aku dan Magda asyik ngobrol, mami menjumpai kami ke dapur sedang memasak.

" Bah Magda ! kau biarkan itomu motong sayur.? Keterlaluan kau inang.!" entak maminya. Magda sewot. " Mami jangan disini, kerjanya ngomel melulu. Memang kenapa rupannya kalau si abang motong sayur? Nih..lagi bang, iris kecil-kecil," perintahnya di depan mami, sambil menyerahkan bawang merah. Mami, pergi meningalkan kami sambil geleng-geleng kepala.
"Magda nggak boleh seperti itu kepada mami. "
" Halah...abang sok nasihati. Cepatan bawang merahnya," ujarnya diiringi senyum.

"Zung, aku sendirian kalau abang beangkat ke Jakarta. Nggak ada lagi temanku ribut. Nggak ada lagi bantuin aku motong cabe, sayur dan bawang," guraunya Sementara aku asyik motong bawang dia menggebrak meja dengan sendok besar. " Bang! dengar nggak aku ngomong," suaranya menghentak bergaya galak.
" Iya aku dengar, gara-gara kamu galak, tiada hari tanpa ribut, maka aku pergi jauh," balasku, disambut gelak Magda.

Masih didapur, Magda mengajukan rencana setelah wisuda pergi wisata ke danau Toba satu malam. " Kalau abang mau biar aku ajak Mawar. Nanti kita nginap di villa om dokter." Aku setuju usulannya.
" Terserah kapan yang penting abang mau. Nggak apa-apa kalau Maya ikut.?"
" Magda, jangan kau buat perkara baru lagi ," ujarku.
" Iya nggak usah kalau abang nggak mau," balasnya sambil menuju ruang depan untuk menghubungi Mawar.

Magda kembali kedapur setelah bertelefon ke Mawar. " Zung, kita jadi berangkat. Mawar senang. Pesannya hanya kita bertiga saja."
" Magda, beberapa hari nanti aku nggak bisa datang kesini, aku mau pulang dulu. Orangtuaku pasti menunggu berita hasil sidangku."
" Zung, jangan kelamaan disana, akhir bulan ini abang mau berangkat ke Jakarta. Jangan lupa tanyakan bapatua ( pakde, pen) Jika mau kerja di Medan, aku dan mami bantuin abang." ( Bersambung)

Los Angeles. March 2009

Tan Zung
http://telagasenja-tanzung.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment