Tuesday, March 17, 2009

Dosenku "Pacarku" (91)

http://www.youtube.com/watch?v=SELp8xfbzJQ&NR=1

"Power of Love"
The whispers in the morning/Of lovers sleeping tight/Are rolling by like thunder now/ As I look in your eyes/I hold on to your whole body/And feel each move you make Your voice is warm and tender/A love that I could not forsake

*)'Cause I am your lady/And you are my man/Whenever you reach for me/I'll do all that I can/Lost is how I'm feeling lying in your arms/When the world outside's too/Much to take

That all ends when I'm with you/Even though there may be times/It seems I'm far away/Never wonder where I am 'Cause I am always by your side

*) 'Cause I am your lady/And you are my man/Whenever you reach for me/I'll do all that I can We're heading for something/Somewhere I've never been/Sometimes I am
frightened But I'm ready to learn/Of the power of love

The sound of your heart beating/Made it clear/Suddenly the feeling that I can't go on/Is light years away

*) 'Cause I am your lady/And you are my man/Whenever you reach for me/I'll do all that I can We're heading for something/Somewhere I've never been/Sometimes I am frightened But I'm ready to learn/Of the power of love
=============
" Zung, jangan kelamaan disana, akhir bulan ini abang mau berangkat ke Jakarta. Jangan lupa tanyakan bapatua ( pakde, pen) Jika mau kerja di Medan, aku dan mami bantuin abang."
============
SORE hari sebelum Hendra kembali dari London, Susan menjemputku kerumah." Tadi ada perempuan mencarimu, katanya kalian ada janji. Pesan ibu, kalau sudah tiba, segera telefon" ujar ibu kostku. Malam itu aku kerumah Magda, aku khawatir malam itu Susan datang menjemputku.

" Magda, boleh aku nginap malam ini disini.?"
" Sejak kapan abang pernah ditolak menginap di rumah ini hah...!?. Kapan abang tiba? Zung, seperti orang ketakutan. Ada apa," tanya Magda.
" Aku baru saja tiba, langsung kesini. Nanti aku beritahu kenapa aku langsung kesini. Magda, aku lapar, sejak siang aku belum makan."
" Ambil saja sendiri kebelakang," jawab Magda

" Magda....Magda...! " teriak maminya dari kamar. Magda kesal mendengar teriakan maminya dari kamar. "Ya...iya mam, aku sedang buatkan makan untuk orang yang kelaparan," jawab Magda sambil menarik tanganku ke dapur.
"Abang ambil sendiri. Ayo sekarang abang teriak lagi," katanya sambil bertolak pinggang.
" Magda, kok kesal sama aku. Kan mami yang teriak bukan aku. Ah..nasib orang......" Segera Magda menutup mulutku sambil tertawa. Magda seakan tahu ujung kalimatku.
" Iya..bang aku buatkan makananmu. Abang makan disini saja. Tetapi janji, ceritakan kenapa abang"melarikan diri'."

Magda menungguiku makan di dapur sambil berdiri. Sebelum habis makan, mami Magda menemui kami kedapur. Lagi-lagi Magda mendapat omelan, karena aku makan di dapur sambil berdiri. Aku kasihan melihat Magda kena omelan terus gara-garaku. Aku juga merasakan sikap kasih sayang inanguda, mami Magda, berlebihan terhadapku.

Magda diam menunduk setelah diomelin maminya sembari membawa gelasku ke ruang makan. Aku mengikutinya sementara mami masih berdiri di dapur.
" Inanguda mau kerumah om dokter dulu, kalian jangan ribut melulu," ingatnya Suasana sedikit terganggu. Aku berusaha menyejukkan hati Magda.

Aku beranjak dari meja makan menyimpan piring dan gelasku, tetapi Magda melarangku: " Bang, tunggu dulu mami belum pergi. Abang senang kalau aku diomelin lagi. Heran ! Aku tak pernah diomelin kalau aku marah kepada adik Jontahn. Pada abang kok kayaknya berlebihan, kenapa iya?"
" Aku juga merasa risih dengan sikap mami. Tetapi mungkin karena aku dianggap tamu. Tamu itu adalah raja."
"Raja maho ( kau raja?. pen) !" ketus Magda.

" Ayo bang cerita, kenapa abang melarikan diri kesini mencari makanan dan buat perkara."
" Sebelum aku tiba, ibu Susan datang kerumah. Dia mau mengajakku menginap dirumahnya malam ini untuk yang terakhir, karena besok suaminya akan kembali dari London. "

" Abang memang serius nggak mau lagi menginap dirumah ibu itu?"
" Itu makanya aku datang kesini. Aku takut dia datang lagi menjemputku malam ini. Magda, aku masih merasakan hangatnya air mata ibu ketika menasihati perihal hubunganku dengan Susan. Tanpa aku sadari, aku telah melukai hati dan mempermalukan ayah dan ibuku. Aku memang keterlaluan. Hanya memikirkan cinta...cinta tanpa pertimbangan moral, pada hal cinta itu bukanlah segalanya.

Tentang aku , Magda juga tahu, bahwa aku paling nggak tahan melihat air mata perempuan. Aku sering " jatuh" oleh linangan air mata perempuan." Itulah membuatku hanyut dengan Susan. Magda maaf, aku tidak ingin mengungkit masa lalu kita. Karena kelemahanku itulah, Magda pernah menyebutku buaya, sama halnya dengan Susan menyebut jenis reptil yang sama, buaya, " ujarku.

" Yahhh...sudahlah Zung. Kok ingar-ingat masa lalu!? Jadi abang ikut ke bandara menjemput suaminya? Abang nggak merasa risih berada ditengah suami dan isteri, meski isterinya pernah abang pcari? "

" Nggak juga. Karena aku sudah tekad, tidak akan berhubungan lagi dengan Susan. Lagi, Hendra suami Susan sudah aku kenal, ketika ketemu di diskotik. Juga waktu aku nginap dirumah Susan, aku telah bicarakan dengan dia kok."
" Om itu tahu kalau abang nginap dirumahnya? Om itu nggak bilang apa- apa.?"
" Nggak! malah senang."

Cukup lama aku dan Magda mengobrol malam itu. Aku tak dapat melawan kantuk karena kelelahan selama enam jam dalam bus, aku mohon ijin tidur. Magda bergegas merapikan kamar disebelah kamarnya. ( Bersambung)

Los Angeles. March 2009

Tan Zung
http://telagasenja-tanzung.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment