Monday, February 23, 2009

Dosenku "Pacarku" (27)

http://www.youtube.com/watch?v=9JDTAqsMNEM

"Right here waiting for you"
Oceans apart day after day/And I slowly go insane/I hear your voice on the line/But it doesnt stop the pain /If I see you next to never/How can we say forever

*) Wherever you go/Whatever you do/I will be right here waiting for you/ Whatever it takes/Or how my heart breaks/I will be right here waiting for you

I took for granted, all the times/That I thought would last somehow/I hear the laughter, I taste the tears/ But I cant get near you now/Oh, cant you see it baby/Youve got me going crazy back to *)

I wonder how we can survive/This romance/But in the end if Im with you/Ill take the chance
Oh, cant you see it baby/Youve got me going crazy
Repeat *)
=============
" Abang genit. Ayo.... abang duluan...nanti kita terlambat," desaknya sambil menarik tanganku. Sari tersenyum mendengar percakapan singkat antara aku dan Ira.
=============
Sari dan Ira memperkenalkan kepada manajer baru, aku adalah kakak kelasnya dan akan mengantar - jemput mereka. Sari dan Ira mengantarkanku ke meja disudut ruangan. Sebentar Sari dan Ira duduk bersamaku sebelum discotik dibuka.

"Sari sejak kapan ada kesapakatan kita, aku antar jemput kalian? Aku hanya mengawal kalian setelah discotik tutup." Keduanya tertawa, " Memang tidak ada bang. Sari sengaja bicara seperti itu, supaya kita dapat potongan setengah harga," jawab Sari.

Aku meninggalkan discotik setelah kedatangan beberapa tamu. Aku takut tak dapat menahan diri, mimum. Bisa-bisa pembayaran kos tak lancar. Setoran tukang parkir telah berhenti setelah aku pindah "keujung bumi".
***
Aku kembali ke discotik setelah lelah berjalan keliling sepanjang jalan Kesawan. Aku kaget melihat Susan duduk disudut ruangan, tempatku duduk sebelum discotik dibuka.

Aku segera memutar tubuhku sebelum dia melihatku, kabur. Aku buru- buru melangkah keluar. Sakit hatiku belum pulih atas hujatan Susan kemarin malam. Sukar sekali melupakannya. Aku belum melangkah jauh, aku mendengar sepasang langkah mendekatiku dari belakang.

" Bang..! Susan menunggumu di dalam," ujar Ira.
" Ira, jangan beritahu aku ada disini."
" Kenapa bang?. Ira sudah mengaku kalau abang tadi siang dirumahku dan kita pergi bareng ke kampus. Sari juga bilang, kalau nanti malam kita pulang bersama."

" Untuk apa kalian beritahu semuanya.?"
" Bang, kami ditanyain terus sama dia.Ira bilang saja apa adanya."
" Nanti kalau ditanya, katakan aku sudah pulang. Nanti aku tunggu kalian disudut jalan sana, ok ?."

" Ayo bang, ikut Ira saja. Abang duduk dibelakang saja, di ruang tunggu karyawan." Ide bagus, dari pada tersiksa diluar, aku ikut Ira ke ruang tunggu karyawan melalui jalan samping.

Namun, aku dikejutkan suara Susan ketika aku dan Ira jalan dari samping discotik. Suaranya lembut memanggil namaku. Aku pura-pura tak mendengar.

Ira menghentikan langkahku, "bang aku nggak enak, pergi saja lah dengan Susan. Susan sudah melihat kita, nanti aku bisa dipecat kalau Susan melapor yang tidak-tidak kepada manager. Ayo bang temuin dia," desak Ira.

Susan segera menyusulku disamping gedung discotik ketika aku masih bicara dengan Ira.
" Zung boleh aku bicara sebentar? Sebentar saja," pintanya. Segera Ira permisi meninggalkan aku dan Susan. " Ira, terimakasih," ucap Susan lembut, tak kalah lembutnya ketika menyapaku.

" Susan, apa lagi yang kamu harap dari seorang bandit... hah...?"
" Zung, kita bicara didalam saja, abang boleh marah-marah disana, tapi jangan disini. Aku malu dilihat orang, " ujarnya sambil memegang kedua tanganku, wajahnya memelas kearahku.

Sialan, hatiku langsung terenyuh mendengar ajakannya, lembut menghanyutkan. Aku boleh marah? Berarti, dia telah menyadari kesalahannya kemarin malam. Bagiku, itu kesalahan mahaberat. Aku ikutin dia masuk kesudut ruangan tempatku semula. (Bersambung)

Los Angeles, February 2009

Tan Zung

http://telagasenja-tanzung.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment