Monday, February 23, 2009

Dosenku "Pacarku" (30)

Jangan ada Dusta Di antara Kita - Broery Marantika
***
===============
" Iya..sudah dikebon binatang saja. Disana ada temanku buaya jadi saksi."
" Zung, abang kok sukar sekali memaafkanku.Kita kerumahku saja..iya bang," bujuknya.
==============
" Terserah Susan ...kalau nggak mau dikebun binatang," ucapku datar.
" Ayolah bang..kita berangkat sekarang," ajaknya.
" Jangan sekarang, aku menunggu Ira dan Sari pulang."
"Terlalu malam bang.!"

" Aku datang kesini untuk Ira dan Sari, bukan untuk Susan."
" Abang makin lama semakin nakal."
" Sesuai dengan namaku, bandit. Susan pulang duluan, kan tugasmu masih banyak. Aku datang menyusul minggu depan."

" Tapi Sabtu lusa kita mau berangkat ke Berastagi!"
" Kemarin aku tanyakan, Susan diam. Aku pikir nggak jadi, aku sudah janjian dengan Ira dan Sari."

" Zung, aku sudah janji dengan ibu-ibu lainnya, aku akan ikut, tidak enak dibatalkan. Tolonglah aku, kali ini saja."
" Nanti, Susan bicara dengan Ira atau Sari. Aku juga tidak enak membatalkan."
" Iya, aku akan bicara dengan Ira dan Sari. Tapi abang pasti mau kan.?"
" Pasti, dengan syarat; tidak boleh cemburu, marah dan menangis."
" Abang juga tidak boleh nakal.!"

"Sekarang boleh aku menambah minuman.?"
"Ntar abang mabuk lagi. Tidak bisa setir mobil," ucapnya manja.
" Susan, aku pulang dengan Ira dan Sari, aku sudah janji. Pulanglah sendiri, Sabtu pagi aku akan datang."

" Abang bilang, aku harus permisi kepada Ira dan Sari, kok sekarang aku diusir?"
" Nanti biar aku yang ngomong."
" Zung, perasaanku nggak enak badan nih, sejak kemarin malam aku tidak bisa tidur. Boleh abang antar aku pulang setelah kita mengantar Ira dan Sari pulang."
" Malam ini aku mau tidur dirumah mereka, besok aku baru pulang. Atau kita tidur berempat.?"

" Zung, aku serius, tolonglah aku malam ini. Kepalaku sakit benar. Sebelum kerumah kita mampir dulu dikantorku mengambil skripsimu."
Iyah....aku dibenturkan dengan skripsiku. Mau tak mau, aku terpaksa menuruti kemauannya. "Nanti siapa yang antar aku pulang,? tanyaku.
" Nanti akan ku suruh sopir mengantarkan abang pulang."

Susan pindah duduk dekatku setelah melihat rasa dongkolku surut.
" Bang kepalaku pusing.." ucapnya sambil menyandarkan kepalanya diatas dadaku. Bibirnya bergetar memagut daguku
***
INI salah satu kelemahanku, sejak aku berteman dengan perempuan, betapapun besarnya persoalan, aku pasti"lumpuh"ketika kepala bersandar diatas dada atau bahuku, dan Susan tahu itu sejak dua malam lalu.
"Susan, aku minta minum lagi iya, perasaan nggak enak nih, masa kita hanya duduk ."

" Iya bang. Tapi jangan minum terlalu banyak, nanti abang minum dirumah sebelum di antar pulang." Aku merasakan keningnya sedikit hangat. Benar, Susan kurang sehat.
" Susan sakit...?"
" Iya bang, sejak tadi siang kepalaku pusing."

" Kamu masih bisa bertahan, atau aku antar pulang sekarang.?"
"Sebentar bang, aku mau istrahat dulu," ujarnya sambil memperbaiki posisi kepalanya diatas dadaku, sementara tangannya diletakkan di pangkuanku. Susan mengingatkanku ketika meminta tambahan minuman, "bang...cukup" ucapnya lemah. ( Bersambung)

Los Angeles, February 2009

Tan Zung

http://telagasenja-tanzung.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment