Monday, February 9, 2009

Magdalena ( 70)

Demis Roussos - Good bye My Love
Hear the wind sings a sad old song/it knows I’m leaving you today/please don’t cry oh my/heart will break when I’ll go on my way/ goodbye my love goodbye/goodbye and au revoir/ as long as you remember me/I’ll never be too far“
============
"Mama saja langsung mengatakannya kepada papimu, papa tak usahikut. Aku khawatir nanti kalau papa ikut penyakit jantungnya akan kambuh.”
“ Apa bedanya bila aku sendiri mengatakananya,?” ujarnya menatapku
tajam.
============
“ Sangat berbeda, bila papa ikut bersertamu mengatakannya, pasti lah papi akan tersinggung. Papi eranya berbeda dengan kita. Dia hidup dalam budaya yang sangat kental menyangkut adat. Masalah seperti hubungan kita ini ada tatanan yang mengaturnya. Nah, kita masih bertengkar masalah yang seharusnya bukan bagian kita. Mama, sampai kapan kita terus seperti ini.?”

“ Nggak tahulah, mama pusing.”
“ Tetapi, kita harus menentukan sikap kalau mau hubungan kita akan berlanjut. Seperti berulang kali ku katakan, papa terlalu letih dan perjalanan cinta kita seakan tidak ada kepastian. Satu sisi mama mencintaiku, sementara sisi lain mama mendua hati karena sikap orang tuamu.”

“ Papa..! Ini hanya soal waktu, percayalah hatiku tak mendua!” jawabnya setengah teriak.
“ Tetapi sampai kapan waktu ini akan menyiksaku.?”
Untuk beberapa saat, aku dan Magda mengakhiri perbedaan pendapat. Magda merebahkan dirinya ditempat tidur, sementara pikiranku pusing, bagaimana aku mengatakan “ bubaran”.

Luka hati dan retaknya kaki, korban tersinggungnya harga diri beberapa waktu lalu semakin menguatkan hatiku menyatakan, “ selamat jalan sayang, ikutlah apa kata papimu, selamat tinggal kenangan.”

Hingga pada akhirnya, aku semakin tak dapat merasakan ketersikasan itu, aku dekap dia dalam tidur, “ Magdalena, demi cintaku yang sangat tulus, papa merelakanmu mengikuti apa kata papimu. Hanya itu yang dapat kupersembahkan kepadamu. Aku rela berkorban, demi cintaku yang sangat tulus untuk mama dan untuk papimu yang sangat mengasihimu. Selama ini aku lelah bercumbu dalam derita”

“ Apa....? papa rela membiarkan mama menanggung sengsara sendirian, papa...papa kejam.... papa mau menguburku hidup-hidup dalam deritaku. Papa ...cintamu tulus ? Tetapi papa hempaskan mama ke lembah terjal...papa kejam. Papa...masihkah ada rasa kasihmu yang tersisa? “ujarnya menjerit dalam tangis.

“ Mama, sungguh aku masih mencintaimu setulusnya, tetapi, papa tak tega menyakiti hati orangtuamu, biarlah cintamu dan cintaku menjadi kenangan abadi,” ujarku sambil mencium untuk yang terakhir.

Magda, membalas ciumanku dan mendekap erat, “ Papa...ijinkanlah mama mencintaimu untuk selamanya, mama cintaku akan bersamamu sampai selamanya. Papa ...jangan biarkan aku sendirian, mama lemah, mama capek, ayo papa kuatlah, atau kita pergi sekarang papa ?”

Pelan, aku berusaha melepaskan pelukannya sambil menggelengkan kepala. Magda terus mendekapku erat seakan tak mau melepaskannya, hingga akhirnya memukuli seluruh tubuhku sepuasnya. Terlalu banyak kata dalam ratap yang tak dapatku tangkap.

“ Papa, bangkitlah, tataplah aku, lihatlah mama yang sudah mencintaimu selama lima tahun, akhirnya papa campakkan begitu saja. Papa ...bangun, papa kejam.”

Magdalena bangkit dari tempat tidur ku, nafasnya sesak, kembali tangisnya meledak tak karuan dalam kamarku, dia terduduk dalam kursi. Aku bangkit dan mendekatinya, namun kali ini Magda bergeming, kecuali tangisnya yang menyesakkan hati. Magda, mengusap airmatanya, tanpa mau memandangku lagi disebelahnya. Magda membiarkan tanganku mengusap bening air dari matanya.

Magda masih membiarkan rambutnya ku gerai, untuk yang kali terakhir Magda membiarkan bibirnya ku kecup dengan lembut, akupun tak menahan tangis, sesugukan. Magda bangkit dan meninggalkan ku sendirian, kini tidak ada lagi tangan mengusap airmataku. Aku terduduk sendirian dalam kamar, hatiku sesak. Selamat tinggal kenangan, kini buaian mimpi telah meninggalkan aku dan Magda untuk selamanya. ( Bersambung )

Los Angeles, February 2009
Tan Zung
http://telagasenja-tanzung.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment