Thursday, March 5, 2009

Dosenku "Pacarku" (64)


"To Be With You"
Hold on little girl/Show me what he's doone to you/Stand up little girl/A broken heart can't be that bad/When it's through, it's through /Fate will twist the both of you /So come on baby come on over /Let me be the one to show you

I'm the one who wants to be with you/Deep inside I hope you feel it too/Waited on a line of greens and blues/Just to be the next to be with you

Build up your confidence/So you can be on top for once/wake up who cares about /Little boys that talk too much/I seen it all go down /Your game of love was all rained out/So come on baby, come on over/ Let me be the one to hold you
[Chorus]
Why be alone when we can be together baby/You can make my life worth while/And I can make you start to smile

====================
Sebelum aku mengakhiri pengakuanku, tiba-tiba Magda mempoloti dan berdiri bersiap meninggalkanku. Segera aku menahannya, Magda meronta, aku hampir terjatuh dari kursi, untung Magda segera menahan tubuhku.
===================
Suaraku pelan membujuknya, "Magda, dengar dulu, aku belum selesai. Magda boleh pergi, setelah mendengar penjelasanku, duduk lah. Tolong bersabar sebentar. Magda duduk lah! Sebagai seorang sahabat harus rela membantu sahabat yang sedang menderita, seperti aku."

" Abang menderita? Huh...abang telah menikmatinya, malah sekarang ngaku- ngaku menderita. Kemarin dulu, abang janji mau mmenjauhinya, bertemu seharian langsung menginap dirumahnya. Sekarang, baru saja berpisah dengannya, abang ngaku menderita. Ada apa denganmu bang" tanyanya sambil duduk berhadapan denganku.

"Entahlah, aku terbawa perasaan atas pengakuan kehidupan rumah tangganya."
" Ibu itu menceritakan mengenai rumah tangganya kepada abang.? Bah, hebat kalilah abang dimata ibu itu."
" Magda, mau mendengar kisahnya nggak ? Sebenarnya aku sudah janji tak akan menceritakan kepada siapapun."

" Abang, gimana nih.! Sudah janji nggak mau menceritakan kepada siapapun, kok malah mau cerita. Abang lama-lama kayak orang sinting," ujarnya dengan ketawa sinis.
" Apa yang salah dengan kata-kataku. Aku berjanji kepada ibu itu, tidak akan menceritakan kepada siapapun, cukup dengan diriku. Magda tidak siapa-siapa, kau adalah diriku."
" Hah... hebat benar abang. Ulang lagi kalimatnya bang."
" Kau adalah diriku, titik."
" Nggak, aku adalah itomu, titik." balasnya.

" Itu yang aku maksudkan, kita kan masih punya hubungan darah dari mamimu dan ibuku, " balasku tak kalah.
" Dasar abang tanjung katung, tak pernah mau kalah," enyeknya pelesetin namaku, sambil menendang kakiku dibawah meja, pelan. Kebiasaan lama kami "kambuh".
***
" Magda, ternyata ibu Susan itu menderita, sejak dia menikah dia tak pernah memperoleh nafkah batin dari suaminya. "
"Ibu Susan mengaku kepada abang?"
"Iya, kalau nggak darimana aku tahu."
" Lalu apa hubungannya dengan affair abang dengan kisah ibu itu."
"Aku merasa iba dengan penderitaannya. Selama ini, aku, Magda dan Mawar mengangap ibu itu binal, karena sudah mempunyai suami tetapi punya affair dengan aku."

" Lalu, abang mengambil kesempatan atas kehausannya.?"
" Nggak juga, aku hanya merasa iba dan merasa bersalah atas stigma binal yang kita lebelkan pada dirinya. Dia juga perempuan normal seperti Magda, butuh kasing sayang dari seorang pria normal.
"Maksud abang, suaminya bukan pria normal.?"

" Ya. Suaminya tak punya kemampuan memberi nafkah batin Susan."
" Ohhh... itu alasannya, kenapa abang sering menginap dirumah ibu itu. Dan setelah abang puas, kini mau meninggalkannya? Abang manusia kejam, tak punya perasaan. Cukup aku bang yang menjadi korbanmu," ujarnya dengan bibir bergetar.

" Magda, terlalu sensitif. Aku tak pernah mengorbankan siapapun, termasuk kamu. Situasi yang membuat kita seperti itu. Maafkan aku, lupakanlah masa lalu." Hatikupun ikut bergetar mengenang siksa yang aku berikan kepadanya. Aku melanjutkan kalimatku yang terputus karena aku dan dia terhanyut masa lalu yang menyakitkan.

" Magda, aku mengaku jujur, meski aku tidur bersama dengan Susan aku tak pernah mencemari tubuhnya, aku hanya mencintainya, wajar kan ?"
" Wajar kata abang?. Wajar berselingkuh dengan perempuan yang telah bersuami? Abang tidak mencemari tubuhnya, tetapi abang telah mencemari ikatan pernikahannya, tahu!?Aku pikir, abang punya kelainan. Dulu waktu ke Jakarta, tidur dengan biduan band kapal, sekarang tidur dengan isteri orang, abang masih mengatakan wajar. Aku bilang itu kurang ajar.!"

" Magda..! Tetapi aku tidak mencemarinya, " ucapku dengan suara agak meninggi. Magda mengimbangi suaraku.
"Kali pertama aku mendengar, buaya menolak bangkai."
" Magda, kau keterlaluan, aku bukan buaya dan Susan bukan bangkai. Aku dan dia manusia normal," kataku sengit
" Nggak, kalian berdua manusia pesong (sinting, pen)," ucapnya tak kalah sengit. (Bersambung)

Los Angeles. March 2009

Tan Zung
http://telagasenja-tanzung.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment