Tuesday, January 27, 2009

Magdalena ( 23)

http://www.youtube.com/watch?v=ohdHhTfI2Go

===============
“ Ya.... aku harus “trainning” dia lebih intensif lagi ,” ujarku disambut Mawar dengan rasa geli.
Menjelang sore, ibu kostku memanggil, “Tan Zung...Magda telefon.(
===============

“Segera aku bergegas ke ruang tamu, suaraku sengaja melemah seperti orang sakit. Sebenarnya aku tak mau lagi berpura-pura dalam situasi apapun. Bagiku kebaikannya sangat luar biasa. Tetapi untuk kali terakhir aku harus melakukannya. Aku ketakutan kalau dia benar-benar sakit hati karena kejadian tadi malam dengan Sinta. Pula, sejak tiba kemarin malam aku belum telefon dia.

***

“Apa khabarmu sayang....aku kangen . Lima hari berpisah terasa lima tahun,” ucap ku. Aku dengar dia ketawa diujung sana. Pertanda aman, pikir ku, berarti Mawar berhasil meredam kemarahannya.
“Bagaimana khabar mamatua dikampung, “ tanyanya.
‘Sehat,” jawabku.

“Bang.... nanti malam datang kerumah iya,” ajaknya
“Aku kuusahakan, badan ku panas dingin ..nih.”
“ Kok tadi Mawar tidak bilang kalau abang sakit. Abang sudah makan obat,?” tanya Magda
“ Belum, suaraku makin melemah, serak, pita suara seperti digerogoti tikus .”
“Tadi Mawar kesana kenapa tidak minta tolong ke dia,” suaranya sedkit gusar.
“Panas dinginnya baru kok.”
“ Abang sakit ecek-ecek ah...,” katanya manja diujung telefon.
“ Tidak, aku benar-benar panas dingin.” ( dalam hatiku, iyalah aku panas dingin karena ketakutan ...ngeri-ngeri sedap)

“ Abang sudah makan....?” tanyanya
“ Belum, nggak selera,” kataku menyempurnakan sakit ”buatan”itu.
“Ya.... sebentar aku datang kesana,” ujar Magda
‘Oh...iya....Magda terimakasih, "perpustakaan" kita cantik sekali.... semuanya serba baru, wangi lagi,” kataku semangat. Aku lupa kalau aku sedang melakoni orang lagi sakit, geblek.

“ Aku dan Mawar yang rapikan, abang bilang terimakasih juga sama dia.”
“ Kok, Mawar tidak cerita sama aku.?”
“ Bang, sebentar lagi aku kesana, abang mau makan apa? Magda beliin iya.”
“ Tidak usah, aku tidak ada selera makan.” jawab ku.
“ Tunggu bang iya...aku sekarang menuju ke rumah abang !” ujarnya mengakhiri percakapan kami.

Aku segera berlari kekamar, t-shirt yang ku kenakan kuganti dengan t-shirt dan celana sandleking—celana lagi trend saat itu— pembeliannya ketika aku berulang tahun. Meski aku malas pakai celana jenis itu karena buka pakai harus duduk sebab ujungnya terlalu sempit/kuncup. Tetapi kali ini aku ingin menyenangkan hatinya, harus. Aku berbaring ditempat tidur, berpura-pura seluruh tubuhku lemah tak berdaya.

Menunggu hampir setengah jam tapi dia belum muncul.... satu jam belum juga. Aku tertanya-tanya dan gelisah. Mestinya Magda sudah tiba. Jarak tempuh dari rumahnya ke tempat tinggalku hanya makan waktu sepuluh menit. Jangan-jangan dia balas ngerjain pikirku. (Bersambung)


Los Angeles, January 2009

Tan Zung
http://telagasenja-tanzung.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment