Tuesday, February 24, 2009

Dosenku "Pacarku" (35)

http://www.youtube.com/watch?v=kybeq2dWBf8

"Nothing's Gonna Change My Love For You"

If I had to live my life without you near me/The days would all beempty/ The nights would seem so long, with you I see forever/Oh, so clearly, I might have been in love before

But it never felt this strong/Our dreams are young and we both/know/They'll take us where we want to go/ Hold me now/Touch me now/I don't want to live without you

Nothing's gonna change my love for you/You ought to know by now how much I love you /One thing you can be sure of/I'll never ask for more than your love/ Nothing's gonna change my love for you/You ought to know by know how much I love you/The world may change my whole life through but/Nothing's gonna change my love for you ....
===================
Susan membalikkan tubuhnya membelakangiku. "Zung..aku bukan perempuan kotor...."ucapnya berteriak sambil menangis keras.
====================
Aku terperangah mendengar teriakan dalam tangisnya. "Susan, aku tidak menganggapmu perempuan kotor. Aku juga tidak mengatakan Susan mencemari diriku. Aku katakan, aku tidak mau mencemarkan tempat tidurmu."

Susan masih terus menangis dan berteriak, " Zung...aku bukan perempuan kotor, aku tak mau mecemarimu."
Uhh...malam ini buntut-buntunya menyelesaikan air mata. Aku peluk dia mengobati hatinya, "Susan aku mau tidur bersamamu tetapi bukan disini. Aku juga tidak akan mencemari dirimu.

Ayolah...kita tidur di sofa," ujarku sambil mengangkat tubuhnya. Susan meronta, malah tangisnya semakin menjadi-jadi.
"Tidak, tinggalkan aku sendiri dikamar ini, aku perempuan kotor, aku tak layak tidur bersamamu, tinggalkan aku ...bang."

Aku lemas mendengar tangis dan teriakannya. "Susan, tadi kita sudah bicara dari hati kehati. Ternyata kamu belum dapar menelusri hatiku dengan baik. Kenapa.?" tanyaku sambil memperosotkan tubuhku di samping tempat tidurnya. Aku menundukkan kepalaku diatas kedua lututku. Susan terus menangis dan berulang berucap,"...bang aku bukan perempuan kotor.!"

Aku kembali membujuk setelah tangisnya berkurang, "Susan aku mau tidur bersamamu, tetapi bukan disini. Ayolah..aku juga sudah letih, aku mau tidur. Maukah Susan menemaniku tidur. Percayalah aku tidak mencemari dirimu, aku juga bukan lelaki kotor. Ayo sayang, temani aku tidur, aku lelah."

Tangis Susan mulai reda, nggak tahu karena ucapanku atau karena dia kelelahan menangis dan berteriak. Susan tidak lagi meronta, ketika aku membalikkan tubuhnya, tapi kok suhu tubuhnya hangat, seperti ketika kami di discotik sebelumnya.

" Susan, kamu sakit lagi. Ayo..tidur bersamaku." ucapku sambil mengangkat tubuhnya. Susan tidak menolak. Aku membaringkannya dikamar, dimana kami tidur sama , dua hari sebelumnya. Aku duduk disamping tempat tidur. Aku bingung mau berbuat apa, tubuhnya masih hangat. Aku pijat punggung dan tangannya kemudian kakinya. Susan menatapku lemah...matanya redup.

"Susan mau minum ? Aku ambilkan iya..."ujarku.
" Nggak bang...tidurlah. Terserah abang tidur dimana." suaranya lemah.
"Aku mau tidur bersamamu. Bergeserlah sedikit, aku mau mendampingimu tidur."

Susan memelukku ketika aku berbaring dekatnya. " Susan tidurlah, tubuhmu masih hangat." ujarku sambil mencium keningnya.
"Iya..abang juga tidur," balasnya sambil mendekapku. Kepenatan seharian menghantarkan tidur kami sepanjang malam, lelap tanpa ada yang tercemar.
***
Aku merasakan usapan tangannya dikeningku, " Zung, bangun, hari sudah pagi. Ayo..abang siap-siap kita berangkat ke kampus. Rasanya, malam kurang panjang meski hanya tidur berdampingan dengan Susan, ada kenikmatan sendiri meski diawali dengan "perang batin".

Namun, semuanya terlalui dengan mulus, tidak ada merasa dicederai dan menciderai,teduh. Aku balas usapannya dengan ciuman dikening, "Selamat pagi tuan putri," ucapku . Susan membalas dengan mengelus kepalaku, " Zung ...bangun sebelum kita terlambat." (Bersambung)

No comments:

Post a Comment