Tuesday, February 24, 2009

Dosenku "Pacarku" (36)

"Why do I Love You"
Suddenly she's Leaving /Suddenly the Promise of love has goneSuddenly /Breathing seems so hard to do /Carefully you /Planned it /I got to know just /A minute to late, ohgirl /now I understand it /All the times we /Made love together /Baby you were thinking of him
*) Why do I love you /Don't even want to /Why do I love you like Ido /Like I always do /You should've told me /Why did you have to be untrue (love you like I do) /Why do I love you like I doAin't gonna show no Weakness
I'm gonna smile /And tell the wholeworld I'm fine / I'm gonna keep my senses /But deep down /When no onecan hear me /Baby I'll be crying for youback to *)Can't go back /Can't erase /Baby your smiling face oh no /I can thinkof nothing else but you /Suddenly
back to *)
===============
Susan membalas dengan mengelus kepalaku, " Zung ...bangun sebelum kita terlambat."
===============
" Aku masuk pukul sepuluh, Susan berangkat duluan. Aku menyusul naik bus."
" Nggak, kita berangkat sama."
" Susan menarik tanganku, ayo...bang , tidak baik aku terlambat, sementara kalau mahasiswa terlambat aku suruh keluar." Aku tetawa, ingat, beberapa kali aku disuruh keluar karena terlambat lima belas menit.

" Ada yang lucu? Kenapa tertawa? tanyanya.
"Aku ingat dulu Susan "mengusirku" dari ruangan karena terlambat. Saat itu aku sangat malu, kamu mengusirku didepan pacar." Susan, memelukku, " Zung...aku nggak ingat lagi, kapan itu terjadi." ucapnya sambil mencium pipiku berulang.

" Abang mandi di kamarku, aku akan siapkan serapan kita." Sebenarnya aku merasa enggan mandi di kamar tidur utamanya, tetapi menghindari keributan terpaksa aku turuti kemauannya.

Sebelum masuk kekamar mandi, dia menyerahkan sepasang pakaian; jeans dan t-shirt. " Kemarin aku mampir ditoko Kesawan."
" Aku masih punya jeans dirumah, simpan dulu, lain kali aku pakai." ujarku berdalih.

"Bang, pakai sekarang saja. Aku sakit hati kalau nggak mau terima.Tinggalkan pakaian yang abang kenakan, biar dicuci pembantu." ujarnya.

Kami serapan bersama, Susan sendiri menyiapkan semua hidangan. Dia memilih duduk disampingku. Dimeja makan, kami mengobrol layaknya sebagai seorang sahabat lama. Sesekali aku pancing dia perihal "kecengengannya". Dia hanya tertawa sambil mencubitku, mesra.

Susan juga menyinggung tentang skripsiku yang telah selesai diperbaikinya. " Zung, skripsimu parah. Aku suruh kamu perbaiki malah semakin kacau." ucapnya
"Jadi aku harus ulang lagi.?" tanyaku
" Tidak, aku sudah rombak total bab itu. Nanti kau pelajari lagi. Aku khawatir, nanti dosen penguji lain akan menanyakan itu padamu. Setelah habis kuliah, mampir ke ruanganku."

" Bagaimana skripsi Magdalena dan Mawar.?"
" Skripsi Mawar sudah beberapa minggu lalu selesai, Magdalena aku belum tahu, nanti aku tanyakan sama pembimbingnya. Masih terus ingat Magdalena iya bang...?"

" Iya, Magda nantangin aku, skrispsi siapa duluan selesai, aku atau dia.!"
" Kemudian...apa.?"
" Nggak ada apa-apa. Hanya menunjukkan bahwa aku juga mampu seperti dia.Itu saja." ucapku sedikit kesal.

" Lho, abang kok marah."
" Nggak marah, pertanyaanmu penuh selidik."
" Aku nggak boleh bertanya.?"
" Boleh.! Susan, aku dan Magda tidak akan mungkin bersatu lagi. Aku tahu dia sangat sakit hati. Kalaupun nanti Susan melihat kami akrab seperti biasanya, itu hanya sebagai pelipurlara, tidak lebih dari situ."

Susan tertawa, " Abang sangat sensitif kalau menyinggung nama Magdalena."
"Sudah..ah, kita berangkat, nanti Susan terlambat." ujarku sambil meningalkannya masih tertawa dimeja makan. (Bersambung )

Los Angeles, February 2009

Tan Zung

No comments:

Post a Comment