Monday, February 16, 2009

Dosenku "Pacarku" (2)

http://www.youtube.com/watch?v=L-0tw7rCJ-Y

==========
Magda berdiri dan menarik tanganku lembut, " ayo bang, kita bicara dirumah."
==========
Aku menolak ajakan Magda bicara dirumahnya, itu hanya menambah penderitaan, pikirku."Terimakasih Magda, kita bicara disini sajalah, aku nggak marah, hanya kesal lihat tingkah kalian berdua. Aku janji tidak akan marah, Magda duduk lah," bujukku.

Aku memulai "investigasi" kenapa Magda dan Mawar menjauhiku. " Kalian terlalu kejam, tak punya hati, meninggalkanku sekarat menanggung beban, itu kah artinya sahabat. Tolong kalian uraikan apa dosa-dosa ku.?" Magda dan Mawar saling beradu pandang, tampak keduanya ingin menyampaikan sesuatu. Akhirnya, Mawar mengawali dengan mengutarakan kekecewaan hatinya.

" Bang, aku dan Magda tak tega menggangu hubunganmu dengan wanita itu."
" Wanita ? Wanita siapa!? Dimana....? Mawar !? Magda....!? jerat apalagi yang kalian lilitkan keleherku. Itu hanya tuduhan yang sangat menjijikkan, fitnah," balsku sengit.

" Bang, pagi minggu lalu, aku mampir ke rumah abang untuk menghantar catatan kuliah abang yang tertinggal. Tetapi aku urung masuk setelah melihat wanita itu keluar dari kamar abang, aku tak tega mengusik ketenangan abang dengan wanita cantik itu." ujar Mawar serius.

Aku kaget luar biasa atas tudingan Mawar, belum ada seorangpun wanita yang pernah aku temani apalagi pacaran pasca "perceraian" dengan Magda. Aku hampir berteriak marah mendengar tudingan ini.

"Sungguh bang, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. Ketika aku mau masuk kamar abang, dia memandang tajam kearahku, aku ketakutan dan langsung pergi," tambah Mawar.

Akhhhhh...akhirnya aku tertawa....sadar, mereka tidak ku beritahu jika aku sudah pindah dari kamar yang ku tempati hampir lima tahun itu. Dua minggu sebelum Mawar bertemu dengan wanita itu, aku telah pindah jauh kerumah "mewah" ( mepet sawah) di ujung desa kecamatan. Aku tak kuasa menempati ruangan di wilayah "menteng" ( sebutan utk keluarahan mencirim tengah, pen) sendirian tanpa Magda dan Mawar. Kamar itu menjadi saksi sejuta kenangan yang terukir didalamnya.

Magda dan Mawar semakin sewot melihat aku tertawa, pikiran mereka, aku tak bisa lagi mengelak karena tertangkap basah dengan seorang wanita.
" Ada yang lucu bang?" tanya Mawar, sementara Magda menatapku dengan wajah marah, terlihat dari kelopak matanya terbuka lebar. Aku mohon maaf kepada Magda dan Mawar, masih tertawa lepas, belum bisa menghentikan rasa geli. Akhirnya semuanya terjawab, ternyata kebencian mereka terhadapku karena salah pengertian.

"Oh...iya, mohon maaf, aku tidak memberitahukan, bahwa aku telah pindah dua minggu lalu."
"Jadi.......wanita itu...?" Mawar tak meneruskan kalimatnya. Mawar Magda menunduk malu, akhirnya merekapun tertawa bersamaan.

Keduanya mencubit pinggangku kiri kanan, tetapi cubitan Magda paling terasa dibanding Mawar. Kini suasana menjadi cair, aku tidak lagi uring-uringan seperti orang pesong. Melihat suasana sudah cair, ibu pemilik kantin pun ikut "merayakan" pulihnya susana itu dengan suguhan minuman fanta merah buatku dan teh manis dingin untuk Magda dan Mawar.
****
"Ayo bang kita berlomba siapa duluan selesai skripsinya," tantang Magdalena ketika suasana kembali pulih.
"Aku pusing nih, dosen pembimbingku banyak maunya. Tadinya sudah rampung tinggal perbaikan, tetapi kemarin malam dia minta supaya mengganti bab akhir."

Kali kedua Magdalena mengingatkanku, " hati-hati bang, jangan sampai terjebak. Ibu itu semakin genit sepulang dari Amerika menyelesaikan masternya."

Tak pedulilah aku, kalau itu maunya, aku siap daripada skripsiku digantung terus."
" Halah...maunya abang itu," tukas Mawar
" Sekalianlah, sekali mendayung dua pulau terseberangi, tak ada rotan
plastikpun jadi," ucapku bergurau

Magda menatap tajam kearahku tapi tak berucap kecuali Mawar, "dosa lho bang," ujarnya.
" Dosa......? dosa kalian paling banyak, kalian tega membiarkanku sendirian. Lagian, kan enak pacaran dengan ibu-ibu, dosen lagi." ucapku sengaja angekin mereka.

Tiba-tiba Magdalena berdiri," Mawar, ayo pulang sebelum penyakit abang kumat."
"Siapa duluan meninggalkanku, dosanya paling besar."
`Siapa pegajul dan pemabuk, jatuh cinta dengan isteri orang dosanya maha berat," ujar Magda seraya menarik tangan Mawar, pulang. Aku benar-benar ditinggal sendirian, ah..nasib.

Aku siap melayani "tantangan" Magdalena adu cepat menyelesaikan skripsi kami yang tertunda gara-gara asmara meradang. Aku berusaha mengurangi "jam terbang" kehidupan malam kecuali malam minggu, yang ini aku sukar meninggalkannya. (Bersambung)

Los Angeles. February 2009

Tan Zung
http://telagasenja-tanzung.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment