Monday, February 16, 2009

Dosenku "Pacarku" (4)

=================
Kepalanya kembali disandarkan ke atas dada suaminya, tetapi matanya binar kearahku. Mataku tak mampu menatap ibu dosen yang kesehariannya "galak" didalam kelas.
=================
Buru-buru dia menyerahkan sisa rokoknya kepada suami setelah mendengar sebuah lagu The Bee Gees yang populer kala itu, "Staying alive." Ibu dosen menarik tanganku setengah memaksa "turun" mengikuti irama lagu yang dibawakan group band lokal discotik itu. Sungguh, aku kikuk dan menyesal kenapa minuman tadi kubuang ketoilet.

" Zung, nggak usah malu-malu... aku melihatmu beberapa kali berdansa ditempat ini," ujarnya pelan di kupingku. Sial, aku ditantangin bagai membangunkan singa tidur.
" Susan, aku mau pesan minuman, kita sebentar ke meja bar yuk?" Sekali mandi, basah, pikirku; Akupun tak peduli pada suaminya.

Aku dan ibu dosen yang lagi "gatal' duduk di counter bar menunggu usai lagu sambil menenggak minuman pesanan; Sengaja minuman kupesan murni, tanpa campuran, agar tembakannya segera "membakar".

Susan, meminta kepada group band agar lagu kesayangannya itu dinyanyikan ulang. Perlahan, dia menarik tanganku ke tengah floor. Tangannya melingkar ke pinggangku. Bedebah...., perempuan satu ini kerasukan pikirku, kenapa pula aku menjadi sasaran yang kebetulan sedang"menganggur" dan "menderita" batin.?

Minuman mulai "merasuk" ke syaraf sekaligus melenturkan tubuhku mengikuti "tambur" yang Susan dendangkan di kebekuan kalbu. Susan mulai memantik gelora, malam itu aku menggeliat binal mengikuti sukma irama liar ibu dosenku, gila.

" Bang, aku capek," desisnya ke telingaku
" Susan, sebentar lagi," jawabku, kakiku terus melangkah mengikuti irama musik, kepalanya merebah disisi kepalaku.
" Zung, aku capek....." desisnya lagi.

Aku tak peduli.... hingga irama musik beralih ke irama lembut. Gerakanku terus bergerak mengiringi irama ditengah puluhan pasangan yang semakin hanyut menjelang tengah malam, hingga akhirnya ibu dosenku itu rebah diatas dadaku. Kedua tangannya menggelantung dileherku yang dibalur keringat.

Tubuhku hampir limbung menahan tubuhnya yang bertumpu di dadaku, akhirnya aku menyerah, " Susan aku lelah...ayo kita duduk .." bisikku ketelinganya. Kini giliran dia tak perduli, kepalanya tetap melekat disisi kepalaku, kakinya lemah mengikuti irama, hingga pada pada ujung irama. "Terimakasih Zung," ucapnya setelah ujung bibirnya mengecup dan menggigit pelan daguku.
***
Dengan perasaan terpaksa aku mengambil sebatang rokok yang Susan tawarkan, meskipun aku sudah lama meninggalkan kebiasaan merokok setelah Magda,dulu, rewel setiap aku merokok.

Susan memantik zipponya keujung rokok buatan luar negeri kesukaannya. Hanya beberapa kali dia menyulut rokoknya, kemudian menyorongkan kemulutku. Kembali jari lentiknya mengambilnya dari bibirku, dia selipkan diantara dua bibirnya, menghisap dalam; mulutnya memainkan asap rokok membentuk bundaran putih kemudian raib.

Susan tertawa renyah ketika aku terbatuk-batuk akibat asap rokok yang dihembuskannya kewajahku. Ditengah alkohol masih merasukiku, bayangan Magda dan Mawar datang silih berganti, ingat ketika keduanya menyuapi aku makanan. Tetapi malam ini ibu dosenku "menyuapi"ku nikotin jahanam. Pengaruh minuman dan asap rokok semakin menyesakkan alur pernafasan, semaput.

Aku hampir tak mendengar ketika Susan mengajakku pulang, " bang ayo aku antar pulang,"ajaknya. Suaminya memopongku dari kursi, leher seakan tak mampu lagi menahan kepalaku. Aku coba bertahan dengan mata berkunang-kunang. Susan melingkarkan tanganku keatas pundaknya sembari memapahku berjalan kearah mobilnya. Aku melihat - samar-- dua sosok wanita mendekati Susan dan suaminya.

" Biar kami yang antar pulang om," ujar kedua perempuan itu.
" Iya bang, kamu diantar pulang sama mereka? tanya Susan
Antara sadar dan tidak, aku menundukkan kepalaku tanda setuju, pada hal aku tak jelas siapa kedua perempuan itu.

Esok harinya menjelang siang, aku kaget setengah mati. Ketika aku terbangun, ternyata semalaman aku tertidur diantara dua orang perempuan. Uhhh...mereka perempuan pramuria diskotik tempatku nongkrong.

Malam itu mereka berhasil "menculik"ku setelah beberapa kali gagal mengajakku pulang bersama. Keduanya- Sari dan Ira ( bukan nama sebenarnya) adalah mahasiswi semester enam disalah satu perguruan tinggi swasta. Aku tidak mengerti apa maunya kedua perempuan pramuria ini, kenapa mereka berulangkali mengajakku pulang bareng dan akhirnya tidur bersama pula.

Ketika aku bangun, pakaianku utuh sebagaimana ku kenakan sebelumnya. Juga pakaian mereka yang tak ada yang aut-autan bekas di" vermak."
Lalu muanya apa? Aku tak habis pikir. Sari dan Ira terjaga dari tidurnya ketika aku bangkit dari pembaringan yang hanya dilapis selimut tipis diatas ubin.

" Bagaimana aku ada sisini,?" tanyaku kepada Sari dan Ira
" Tadi malam, abang kami "culik" ketika abang mabuk berat." ujar Ira.
" Siapa perempuan teman abang tadi malam. Tampaknya abang menikmati irama musik dengan perempuan itu."
Keduanya kaget ketika kuberitahu, perempuan itu adalah dosen sekaligus pembimbing skripsiku. " oh...iya tetapi wajahnya masih muda, tapi "style" nya seperti anak remaja, "ujar Ira tertawa
(Bersambung)

Los Angeles. February 2009

Tan Zung
http://telagasenja-tanzung.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment