Thursday, February 19, 2009

Dosenku "Pacarku" (21)


http://www.youtube.com/watch?v=D_QPfoex0kY

You Needed Me"
I cried a tear/ You wiped it dry/I was confused/You cleared my mind /
I sold my soul/You bought it back for me/ And held me up/ And gave me dignity/ Somehow you needed me/

*) You gave me strength/To stand alone again/To face the world/Out on my own again You put me high/Upon a pedestal/So high that I could/ Almost see eternity/ You needed me, you needed me

And I can't believe it's you/I can't believe it's true/I needed you/And you were there
And I'll never leave/Why should I leave, I'd be a fool/'Cause I've finally found/Someone who really cares ....
======================
" Susan, aku harus bagaimana ? Aku bicara kamu diam, tak mau
mendengar. Katakan, maunya kamu apa? Pacaran..ribut melulu. talak tiga...? nikah saja belum." mulut ku terus ngoceh.
=======================
" SUSAN, malam ini aku berhasil menguji hati mu. Aku sudah yakin, Susan memang jatuh cinta dengan pemuda yang bernama Tan Zung, hanya cemburumu berlebihan. Tapi koq cemburuan kepada Nani putri temanmu dan usia masih belasan tahun?.

Manalah aku mungkin meninggalkanmu yang begitu baik dan cantik?. Setegah itu aku? Seandainya pun aku akan melanjutkan hubungan dengan Nani yang baru berlangsung duapuluh menit itu, pastilah karena ulahmu sendiri.

Susan mulai mau mendengar, dia palingkan wajahnya kearahku, tapi masih murung. Aku teruskan ocehanku. " Kalau begini terus lebih baik kita ceng sajalah. Di restaurant kita ribut hanya karena aku melihat wajah waitress, di rumah Nani mulutku pun tak dapat ku gunakan, wajahmu murung hanya karena ngomong dengan Nani. Padahal sejak kemarin malam, hatiku sudah ku sisipkan dalam-dalam ke lubuk hatimu, tapi...kamu...ahhh...nggak tahulah aku....pusing. Kenapa pula tadi aku mau kamu ajak kerumah Nani.

" Abang keterlaluan, didepan ku sendiri saja abang tega "bermain" dengan perempuan lain, putri sahabatku lagi."

" Susan, permainan apa yang dapat dilakukan dalam tempo duapuluh menit? Kalaupun bicara soal cinta, paling juga masih pada kata pengantar belum sampai pada bab pertama apalagi isi! Soal Nani merasa dekat dan mentel terhadapku, itu konsekwensi pria "ganteng berhidung mancung", dan kamu harus siap menanggung resiko, kecuali Susan mampu meredam gejolak hati pria idaman itu.!"

" Plakkk.. " telapak tangannya mendarat di pipiku, pelan. Ah....tamparan yang beginian terlalu sering kualami, dan aku tahu makna serta dapat membedakan jenis semua tamparan yang mendarat dipipiku. Bahkan tamparannya menimbulkan isnspirasiku.

Bak seorang penyair (pinggiran) dari mulutku mengalir kata demi kata: "Seandainya lah sinar rembulan diatas sana dapat menembus relung-relung hatiku, pastilah dia akan melihat dan mendengar hatiku yang gundah, bagai deburan ombak menerjang ketepian. Tetapi, dia tetap diam diatas sana, tersenyum memandangiku, bahkan membiarkan aku sendiri di dera siksa.

Seandainya, satu bintang diantara sejuta bintang berkenan menelusuri langit turun kebumi, bersua denganku, maka akan ku kumandangkan kediaspora; betapa beruntungnya hamba diantara selaksa hamba.

Juga, aku akan bertutur dalam senandung malam: " berbahagialah aku bersama mu meski sejuta insan tak sudi mendengar tuturan ku." ( "Volume" suara aku kurangi, agar lebih dramatis
)

Huhh.. rembulan dan bintang! seandainya kamu berdua turun kebumi, sejenak saja, aku akan bergegas ke perigi disamping rumahku; Aku akan cedok air bening untuk mu berdua dengan kedua telapak tanganku, perlambang, kesucian hatiku. ( Aku melirik, kepalanya sudah terkulai diatas setir mobil, butiran manik-manik bening membasahi pipinya. Aku semakin semangat meneruskan kalimatku.)

Aku....tidak dapat memberikan lebih dari segemgam air bening. Hanya itu yang aku punya. Bagi ku, itu, melebihi segemgam anggur merah yang dipetik dari belakang istana tuan putri.

Seandainya juga tuan putri, berkenan mendengar senandung hamba, betapa bahagianya hamba diantara selaksa perjaka muda. Ah...aku telah kehabisan kata bermakna; selamat malam rembulan dan bintang, biarkan aku merangkai mimpi malam ini dalam kesendirian. (Bersambung)

Los Angeles, February 2009

Tan Zung

http://telagasenja-tanzung.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment