Thursday, February 19, 2009

Dosenku "Pacarku" (22)


============
Ah...aku telah kehabisan kata bermakna; selamat malam rembulan dan bintang, biarkan aku merangkai mimpi malam ini dalam kesendirian.
=============
AKU mentok, tak ada lagi perbendaharaan kata. "Susan, aku ngantuk, pergilah pulang, sepertinya, aku tak layak mendampingimu malam ini dan untuk seterusnya," ujarku sambil bergerak turun dari mobil. Tiba-tiba Susan mendekapku.
" Zung, antarkan aku pulang. Kita tidur dirumah bang..." ajaknya. Hhmm... lidahku berhasil meracik kata, meruntuhkan kekerasan hatimu, pikirku.
Kalimat pamungkasku : " Susan pergilah dengan bayang-bayangku. Biarkan aku berbaring dalam peraduan hening.!"

Susan setengah berteriak," Abang....Zung... nggak, aku nggak mau pergi. Abang ikut..ayo pulang...!" Susan mencabut kunci mobil, dia meletakkan dipangkuanku. " Abang yang nyetir...ayo bang...kita pulang. Honey...I don't want to go without you.!" ( hmm.. seperti judul lagu)

Aku letakkan kunci mobilnya diatas dashboard, aku melangkah keluar menuju rumah kostku. Aku tak risu lagi memikirkan skripsiku yang masih menggantung. Digelapnya malam aku mendengar langkah kaki mendekat kearahku.

Sepasang tangan menahan langkahku, " Zung....antarkan aku pulang, kepalaku pusing...ayo bang...aku nggak sanggup setir sendiri," ibanya sambil menarik tanganku menuju ke mobilnya.

" Kerumahmu? Sementara kamu sudah di halaman gubukku, mampirpun tidak sudi. Kamu egois. Bukan saja kakimu tak layak melangkah masuk ke gubukku, juga hatimu. Tidak Susan, aku pun tak layak pergi ke istanamu bersama keangkuhanmu. Selamat malam tuan putri!" tegasku sambil melepaskan kedua tangannya.

Susan segera menghadangku, melingkarkan tangannya diatas leherku.
" Iya ....iya bang, aku mau. Aku mau mampir kerumahmu," balasnya seraya membujukku kewmbali masuk ke dalam mobil.

" Zung kita ke mobil dulu...ayo temanin aku ke mobil, jalannya gelap bang...ayo bang," bujuknya, dia memaksaku ikut ke mobil. Bujukannya meruntuhkan amarahku. Aku tuntun dia ke mobil.

" Zung maafkan aku. Aku terlalu sayang padamu. Tidak tahu kenapa, aku sangat cemburu kalau abang melihat atau bicara dengan perempuan lain. Iya...abang benar...cemburuku berlebihan, mohon abang memahami perasaanku..iya bang?!"

Susan menyeka air mata,"menata" wajahnya serta rambut yang sedikit aut-autan. Aku bantu membersihkan noda hitam diujung kelopak matanya. Susan mencari kaca mata dalam laci mobilnya, ingin menutupi mata yang masih sembab "hasil karyaku ".

" Susan, tidak usah khawatir dengan mata sembab, tak bakal kelihatan, rumah hanya diterangi lampu teplok."
" Iya bang..!" jawabnya sambil turun dari mobil. Aku dan Susan melangkah ditemaran rembulan malam menuju rumahku.

Susan menyapa ramah pada bibiku. " Selamat malam bu. Maaf, aku mengantar Tan Zung agak malam."
" Susan, ibu dosen dan pembimbing skripsi ku," ujarku memperkenalkan kepada bibi.

Aku meninggalkan Susan dan tante bercakap-cakap ringan, sementara aku bergegas kebelakang menyiapkan air minum.
"Zung...tidak usah repot, duduk saja disini," serunya sambil mengembangkan senyum. Susan, kini telah dapat menguasai diri. ( Bersambung)

Los Angeles, February 2009

Tan Zung

http://telagasenja-tanzung.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment