Thursday, February 26, 2009

Dosenku "Pacarku" (39)

http://www.youtube.com/watch?v=kVTyHX10Oyw

==============
Magda mulai semangat ketika menyinggung skripsi, " belum bang, kata pembimbingku minggu depan, "jawabnya, seraya menambahkan, abang pasti sudah selesailah iya!"
" Magda kok tahu.?"
" Iyalah.., habis abang sudah lengket dengan ibu itu.!"
=============
Aku terperanjat mendengar celutukannya, " Magda sok tahu. Darimana kamu tahu abang lengket dengan ibu itu.?"
" Dari semangat abang."
" Aku nggak mengerti maksudmu.?"
" Ah...abang pura-pura kaget. Tadi pagi dekat persimpangan kampus, aku melihat abang begitu semangat ketika keluar dari mobil ibu itu, bahkan abang sengaja tidak melihatku padahal motor aku klekson."

Mawar merasa surprise mendengar kesaksian Magda.
" Jadi abang satu mobil dengan ibu itu, hebat. Selamat, abang pasti lulus." ujar Mawar. Aku tak dapat mengelak. Terpaksa mengakuinya, " Iya, aku tadi yang bawa mobilnya. Tadi pagi aku kesana menjemput skripsiku, kebetulan sopir ibu sedang pulang kampung, jadi aku yang nyetir."
" Tadi pagi abang kesana..?" tanya Magda
" Ya ..kenapa.?"
"Siapa yang bohong, abang atau ibukos abang?"

Kata ibu kos, abang baru pulang tadi pagi!"
Oalah sempit kalilah dunia ini, tertangkap basah lagi, kepala bagai dipalu. Aku coba lagi meyakinkan bahwa aku kesana hanya urusan skripsi, " Iya...tadi malam aku menginap dirumah teman, paginya aku kesana."

" Bang..., Magda nggak punya urusan, mau tiap hari, mau tiap malam abang kesana. Tapi malu lah...ibu itu kan sudah punya suami. Sejak dulu, aku sudah ingatkan abang, hati-hati dengan ibu itu, abang saja keras kepala."

" Aku nggak ada apa-apa dengan ibu itu. Masa gara-gara tadi pagi, Magda punya kesimpulan aku ada affair dengan Susan.?"
" Bang, apa peduliku abang pacaran atau nikah dengan dia. Tetapi sebagai teman, aku hanya ingin mengingatkan. Apa abang belum dengar, kawan-kawan heboh gara-gara abang berdansa dengan ibu itu di diskotik minggu lalu?" tanya Magda.

" Aku belum dengar rumor itu. Tapi malam itu dia dengan suaminya kok!"
" Siapa peduli ada atau nggak ada suaminya, yang pasti mata orang melihat abang sedang berdansa. Minum hingga mabuk dengan ibu itu. Idihhhh... malu kali lah aku bang," ucapnya sinis

Mawar ngomporin lagi," abang hebat iyah.. sekarang mainannya ibu-ibu, dosen lagi."
" Bang, sebelum makin jauh, hentikan lah hubungannya dengan ibu itu," anjur Magda.
" Iya..tetapi aku tunggu selesai sidang meja hijau dulu. Aku takut nanti kalau langsung menjauh, aku ditekan dalam ujian. Atau menurut mu ada cara lain.?"

" Lho, abang yang melakukan, abang senidiri yang lebih tahu. Aku dan Mawar hanya penonton. Hanya nggak enak saja kami dengar rumor dikalangan teman. Kebetulan mereka tahu, kita pernah bersahabat."
" Memang, kita nggak bersahabat lagi?" Mawar ketawa mendengar percakapan kami, agak serius, sementara Magda menatapku dalam, entahlah pikirannya berkata apa. Mungkin saja dia bilang, " abang lanteung!."

Diselah-selah percakapanku dengan Magda, aku coba mengakrabkan diri lewat gesekan kakiku dibawah meja. Namun, kakinya selalu menghindar setiap kakiku menyentuhnya, tidak seperti sediakala, dia selalu membalasnya, lembut.

Ah...kaki sajapun tak sudi disentuh apalagi yang lain. Memang sudah patah arang. Segera kuakhiri "diplomasi kaki", sebelum dia meronta minta pulang.( Bersambung)

Los Angeles, February 2009

Tan Zung

http://telagasenja-tanzung.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment