Thursday, February 26, 2009

Dosenku "Pacarku" (50)


"I finally found someone"
I finally found someone /finally found someone/That knocks me off my feet I finally found the one /That makes me feel complete/It started over coffee/We strated out as friends It's funny how from simple things /The best things begin

This time is different/And it's all because of you /It's better than it's ever been /'Cause we can talk it though /My favouite line was /"Can I call you sometime" /It's all you had to
say /To take my breath away

This is it, oh I finally found someone /Someone to share my life /I finally found the one /To be with every night 'Cause whatever I do /It's just got to be you /My life has just begun /I finally found someone/ Did I keep you waiting? I didn't mind /I apologise, baby that's fine /I would wait forever just to know you were mine

http://www.youtube.com/watch?v=quODMt__8Hc

================
Aku merasakan sepasang bibir menyentuh keningku, "Zung..bangun sudah pukul sembilan. Tadi pagi abang mengingau, abang mimpi apa,? tanyanya.
==================
" Oh..iya..aku bermimpi, tapi aku tak mengerti maknanya." ujarku, masih meringkuk dalam sofa.
" Zung, serius nih!? Ayo bang ceritakan..." desaknya, Susan duduk disiku.

Aku, bersamamu mengarungi samudera luas, aku dan Susan berenang mengikuti riak dan gelombang, hingga akhirnya kita kelelahan. Gelombang besar menggulung danmenghempaskanku dan Susan ketepi pantai penuh batu-batuan.

Diantara sisa-sisa tenagaku yang hampir tiada, satu Sosok yang tak pernah aku kenal, mendekatiku serta mengulurkan tangannya kearahku.

Aku sambut tangannya yang kokoh bening bagai batu pualam. Aku meraih tanganmu yang dingin hampir membeku, tetapi aku tak berdaya. Sosok itu menjangkau tubuhmu dan mengangkatnya berdampingan dengan tubuhku dalam pangkuannya.

Sosok melangkah menjauhi pantai berbatuan tempat kita terdampar. Dia menaruh tubuhku dan tubuhmu diatas pasir putih kemilauan diterpa sinar mentari dari ufuk barat. Aku meraih pergelangan kakinya, ketika Sosok beranjak meninggalkan kita.

Aku mengiba dengan suaraku hampir tak terdengar karena kerongkonganku kering kerontang; " jangan tinggalkan aku dan sahabatku terbaring diatas pepasiran, sebentar bila badai tiba, aku dan dia akan terhempas ketengan samudera luas nan ganas. Bawalah aku dan sahabatku dari hamparan pasir kering dan menyengat ini," ibaku.

Bibir sang Sosok merekah dan sinar kedua matanya bagai cahaya metari diufuk timur, mengangkat tubuhku dan tubuhmu dalam pangkuannya. Dengan kakinya yang kokoh melangkah pasti menyelusuri pinggiran pantai...."

" Terus...kita dibawa kemana?"desaknya.
" Mimpiku terputus karena Susan buru-buru membangunkanku. Andaikan saja, kamu membiarkan aku meneruskan tidurku barang sepuluh menit lagi, pastilah aku tahu kemana kita akan dibawa."

" Oalah...mimpi abang kok tangung-tanggung." ujarnya sedikit kecewa. Susan bangkit dari sisiku sambil menarik selimutku, " ayo bang bangun."
" Susan, tadi malam aku nggak pakai selimut. Siapa yang menyelimutiku ? "
" Aku bang.!"jawabnya.
" Kok tega, Susan membiarkan aku tidur sendirian di sofa.?"

" Zung..sudah, nggak usah banyak cakaplah. Entah siapa pula memindahkan aku kekamar dan meninggalkanku sendirian...nih abang mandi." ujarnya sambil melemparkan handuk kewajahku.

Aku dan Susan ketawa bersamaan menyambut kesejukan pagi, sesejuk hati dua insan yang sedang menyemai bibit asmara. Aku menggoda Susan, mengajak mandi bersama--padahal aku lihat dia sudah mandi dan berdandan rapi: "Susan, ayo temani aku mandi." ajakku.

Susan tidak menanggapiku, hanya senyum sambil setengah berteriak, "Zung...cepatlah aku sudah lapar." ( Bersambung)

Los Angeles. February 2009

Tan Zung

No comments:

Post a Comment