Friday, January 30, 2009

Magdalena ( 34)

Because You Loved Me
http://www.youtube.com/watch?v=Ji-GONSfwnE

===================
Kubiarkan dia berjalan melewatiku dan Mawar, kami diam. Aku dan Mawar pun undur ke ruang tamu, sementara Magda terus berjalan menuju teras.
===================

" Mawar, tadi kamu bilang mau bicara sama aku, tapi kok masih esketean," tanyaku pelan.
"Ikut saja dia keluar, duduk diteras sajalah kalian,"ujar Mawar
" Matikan lah lampunya. Aku tak mau lihat airmata malam ini. "
" Nggak lagi, sudah capek dia menangis seharian," balas Mawar
" Wanita kan punya airmata cadangan," ujarku
" Sudah ah...kesana," kata Mawar sambil mendorongku keluar.

" Magda duduk dengan kepala tertunduk, dia menopang wajah bertumpu pada di kedua telapak tangannya, hening membisu."
Hatiku terenyuh. Ku menatap wajahnya, dia masih tertunduk lesu. Kubuka sweaterku, "Magda kedinginan,?" tanyaku sambil membalutkan ketubuhnya.
Magda diam. Aku mengambil tempat duduk dekatnya. Kuperbaiki posisi sweater agar menutupi seluruh punggungnya. Masih diam, hening dan...sweaterku didekap menutupi wajahnya, dia terisak pilu.

Ahhh, akupun tadi sudah bilang ke Mawar, wanita punya airmata cadangan, tak ada keringnya. Aku merasa tak manusiawi bila kubiarkan dia sesugukan sendiri. Kalau tidak bisa menangis bersama, paling tidak aku menghapus air matanya pikirku.
" Magda kita pulang "ajakku sambil mengusap airmatanya. Magda menggeleng
"Aku tadi sudah telepon mami, Magda mau menginap malam ini," jawabnya dengan suara parau.

Dia menarik tanganku, dia mencium dan menaruh telapak tanganku keatas dadanya. Magda menatapku, dengan suara sendu berkata, " bang maafkan Magda, tadi aku berlaku kasar terahadap abang."

" Aku diam tak menjawab."
" Diremangnya malam, dia terus menatap wajahku, bang maaf kan aku," ujarnya mengiba dan tanganku masih diatas dadanya kemudian menciumnya, airmatanya terasa menetes dipergelangan tanganku.

Dia mengangkat wajahnya menatapku sendu, dia mengulang permohonannya, " maukah abang maafkan Magda....?"
" Aku mengangguk tanpa menjawab." Aku telah memaafkan tamparannya, tapi belum untuk kejujuranku yang terluka.

"Maafkan aku, aku sayang sama abang. Magda tak mau lagi abang mabuk- mabukan. Abang jangan diam, jawab Magda bang, " ujarnya sembari memelukku dalam isak tangisannya.

Sejak awal melihat dia dirumah Mawar, sesungguhnya aku sudah luluh dan merasa iba betapa menderitanya dia. Tetapi mulutku berat sekali menjawabnya dengan kata "ya" atas permohonan maafnya. Magda masih membenamkan kepalanya diatas dadaku menahan tangis.

" Aku kedinginan bang, Magda mau tidur ," katanya mencium kedua pipiku, kemudian melangkah masuk kerumah. Ku hantar dia hingga kepintu kamar. "Malam baik Magda," ujarku. Dia tidak menjawab. Magda berlari ketempat tidurnya, menangis terisak masih memeluk sweaterku dan tubuhnya terguncang menahan tangis.( Bersambung)

Los Angeles, January 2009

Tan Zung
http://telagasenja-tanzung.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment