Friday, January 30, 2009

Magdalena ( 36)

The Power Of Love
http://www.youtube.com/watch?v=YaItPjWo7Ks

==================
Sejenak, kami duduk diruang tamu kostku. Aku tanyakan Mawar apa yang terjadi sesungguhnya dengan Magda.
"Mami-papinya juga bingung, dokter belum memastikan jenis penyakitnya."
=================

“ Mawar telah mendengar rumor, Magda sedang hamil”?
“ Aku dengar. Tapi aku tidak yakin itu terjadi kepada Magda.”
“ Apa dasar keyakinanmu.”?
“ Moral abang dan Magda. Aku yakin kalian berdua dapat menguasai diri.”
“ Aku memang tak pernah melakukan itu, bisa jadi Magda dengan orang lain.”
“ Ah, dugaan abang berlebihan. Selama ini hanya abang temannya.”
“ Oh...ya maaf , saya hanya meyakinkan saja. Aku percaya sama dia kok.”
“ Abang, kita harus tolong dia. Kasihan dia sudah tiga hari tidak kuliah.”
“ Mawar mau bantu abang.?”

“ Iya, aku mau bang,” jawab Mawar serius.
“ Besok siang sehabis kuliah kau pergi kerumahnya, ajak dia ke restauran langganan kita di Kp. Keling. Tapi jangan bilang aku ikut. Mungkin luka hatinya masih belum sembuh. Kita ketemu pukul tiga sore,” ujarku.
“ Iya bang, aku akan bujuk sampai dia mau," jawabnya
“ Sebelum kau kesana, tinggalkan motor dirumahku, aku nanti menyusul kerestoran.”
***
Sepeninggal Mawar, aku pergi menuju rumah Sinta. Seperti biasanya, Sinta selalu exited kalau ketemu aku, mandi. ( manja dikit).
“ Sinta aku minta tolong, ini sungguhan bukan sandiwara lagi,” ujarku.
Sinta ketawa cekikian ingat “kelakuan” kami dikampung.
“ Hubunganku dengan Magda sedang “gawat” . Gara-garanya kepalamu.”
Sinta mengeritkan dahinya. “ Teka-teki apalagi nih bang.”

“ Aku serius Sinta, waktu kita pulang kampung Magda melihat kau tertidur dan kepalamu disis bahuku. Dia mencurigai bahwa kita pacaran. Kecurigaanya bertambah karena aku kembali tidak sesuai dengan waktu yang aku janjikan, Jumat. Memang seharusnya, esok harinya, Sabtu aku janjian pergi dengannya ke pesta pernikahan. Tetapi gara-gara kau juga aku tertunda pulang. Kini aku menaggung resikonya. Kau dan Sihol pacarmu selamat. Besok tolong dulu sisakan waktumu, kita mau ketemu dengan Magda, "ujarku serius.

“Bagaimana kalau besok lusa, aku sedang mempersiapkan pindahan. Minggu depan aku sudah mulai mengajar."
“Tolonglah aku sebelum hubungan kami masuk ke ruang “gawat darurat”. Waktu itu, lewat surat berita bohongmu, kau “perintahkan” aku pulang, langsung aku berangkat. Sekarang aku minta tolong kau berdalih. Besok kau harus datang dengan pacarmu untuk meyakinkan bahwa kamu masih pacaran dengan Sihol."
" Iyalah, memang abang kalau ada maunya selalu memaksa, harus."

" Ingat, dalam pembicaraan besok, aku akan tanyakan rencana pernikahan kalian. Kau jawab bulan Desember. Tapi beritahu dulu ke Sihol, kalau itu ecek-ecek, jangan sampai kaget dia didepan Magda, malu kita nanti. Aku tunggu kau dengan pacar jelekmu itu, pukul tiga waktu kampus.

“ Maksud abang waktu kampus apa.?”
“ Kau datang tepat waktu seperti dikampus, kalau terlambat kan diusir oleh dosen. Jadi maksudku jangan kayak pesta kawinan, undangan pukul sepuluh pagi dimulai satu setengah jam berikut.”
Halah , abang kalau bicara selalu bersayap.”
“ Eh... Sinta mana utang kau."
“ Sejak kapan aku punya hutang sama abang.”
“ Dulu, ongkos pulang kekampung belum kau bayarkan dan waktu itu kau nggak jadi kasih uang persembahanku.”

“ Abang ngomongnya ngaco. Iya..nanti aku bilang sama Sihol kami datang bersama.”
“ Bilang ke Sihol, kalau dia nggak mau ikut, akan ku ceraikan kalian berdua.”
“Sudah berapa lama abang esketean ( tidak bicara, pen) dengan kak Magda?
“ Tiga hari tambah lima hari waktu kita dikampung”
“ Baru tiga hari saja abang seperti orang senu ( gila, pen).” kata Sinta tertawa

Los Angeles, January 2009

Tan Zung
http://telagasenja-tanzung.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment