Friday, January 30, 2009

Magdalena ( 40)

Celine Dion - I'm Alive
http://www.youtube.com/watch?v=EA7uYHDXC8I

===============
Sementara tanganku memencet mulutnya, tiba-tiba maminya keluar dari kamar. "Kalian dirumah dulu iya, mami mau kerumah Mega."
==============

DARI segi usia dan tingkat pendidikan seharusnya kami sudah matang, tidak lagi kerap terperangkap dengan rasa cemburu. Memang, dalam hal satu ini, kami too late. Empat tahun, sebenarnya lebih dari cukup untuk saling mengenal. Namun, kala itu hubungan sebatas teman belajar. Seharian menekuni mata kuliah yang kadangkala menjemukan itu. Sesekali ada juga getaran hati, namun semuanya sirna manakala tugas perkuliahan menumpuk didepan mata.

Senandung rindu tak terpendam, semai cinta kasih tumbuh subur ditengah maha beratnya tugas perkuliahan. Waktu telah menguji kadar cinta kami lewat kejujuran dan ketulusan meski itu harus kami lalui diatas rerumputan penuh duri.

Masalah hubungan kekerabatan yang datang menggangu berhasil aku kubur dalam lembah yang paling dalam. Aku telah berdamai dengan diriku dan pemilik waktu. Dalam perjalanan kedepan, aku dan Magda menyadari bahwa kami akan mengalami tingkat kusulitan yang paling serius yaitu, “mengingkari” hubungan kekerabatan sebagai ito. Bagaimana aku dan Magda harus menghadapinya?

Aku semakin merasakan bahkan menikmati kedewasaan Magda dalam memainkan peran sebagai teman yang sepadan . Dia bertumbuh dewasa seiring dengan bertumbuhnya kasih sayang, tulus dan bersahaja. Cemburu ..? Iya dia semakin cemburu meski bukan membabibuta. Jangan sekali-kali menyinggung mantan teman lama atau masalaluku. Dia ingin menikmati bunga- bunga itu tumbuh subur, mekar merekah menyambut sinar mentari pagi.

“Abang, kita harus jujur dan terbuka. Selama ini aku masih percaya dengan kejujuranmu, aku harap itu akan berlangsung selamanya. Abang tahu, sejak kita belajar bersama dari es-em-a hingga sekarang, aku tak pernah berteman secara khusus dengan siapapun, kecuali abang. Aku harap abang menjawab dengan jujur.”

“Langsung saja Magda, kau buat deg-degan saja. Kejujuran ...?. Iya itu aku miliki.!”
“ Ternyata selain Bunga, ada segudang wanita kau sembunyikan dibalik ........”
“ Maksudmu?” tanyaku memotong pembicaraannya.

“ Abang hidup dalam kepura-puraan, Abang katakan masih memiliki kejujuran tapi bolehkah abang jelaskan dengan kejujuran yang abang miliki; siapa dan bagaimana hubunganmu dengan; Rosdiana Saragih orang Tebing Tinggi; Surgana Ginting orang Kabanjahe, Astuti Harahap orang Kp. Durian dan Mega saudara sepupuku.

Aku terhenyak, kelagapan. Bisa-bisanya aku “dibacain” habis, bagaimana Magda tahu persis semua nama dan tempat wanita itu.?” Ulah siapa lagi ini, oooalah persoalan tak kunjung usai. Rupanya Magda melihat rona wajahku sedikit berobah.

“ Abang sakit ,? kok kelihataannya gelisah.!” katanya ngenyek.
“ Nggak, tetapi bagaimana kau tahu nama-nama itu,.?” “ Ingin tahu dari mana aku tahu,? apa perlunya abang tahu. Magda perlu kejujuranmu, siapa mereka!?”

“ Aku akan jawab, tapi kita janjian dulu. Nggak aci marah-marahan dan esketean ok.!? Magda, nama-nama itu masa laluku. Ketika itu, aku dan Magda belum mempunyai hubungan serius. kita hanya sebatas berteman. Setelah berteman serius, kau dapat buktikan dan rasakan sendiri, setiap malam minggu abang selalu hadir dirumahmu. Pada hari-hari biasa kita berlajar bersama. Lalu menurutmu, saat kapankah aku dan nama wanita yang kau sebut itu berpacaran.? Jangankan namanya, wajahnya pun aku sudah lupa.”

" Abang lupa?!" tanyanya sinis
“ Aku sudah berkata jujur sejujurnya, sekarang aku bertanya dan jawab dengan jujur. Bagaimana kamu tahu semua nama-nama itu lengkap dengan alamat nya.,?
“ Apa perlunya abang tahu. ?”
“ Magda, aku khawatir ada orang ketiga mau merusak hubungan kita, itu saja. Ayo..beritahu, darimana Magda mengetahui nama-nama itu..?”
“ Dari mereka sendiri...!” ( Bersambung)

Los Angeles, January 2009

Tan Zung
http://telagasenja-tanzung.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment