Friday, January 30, 2009

Magdalena ( 31)

I hate you then I love you
http://www.youtube.com/watch?v=xixX75qksjc

====================
" Kalau lae minta tolong tak bisa awak tolak, main paksa." katanya ketawa.
" Mana uang bensinnya."? tanya Saut
" Kalau barangnya sudah sampai, kau kembali, ku bayarpun."
====================

TIDAK lama sepeninggal Saut, Mawar datang menemuiku tapi tanpa kotak bungkusan. Dia membuka pintu dan masuk sendiri tanpa kusuruh. Mawar berdiri didepan pintu , wajahnya keruh .

" Bungkusannya sudah aku simpan. Aku tak tega memberikannya kepada Magda. Boleh aku duduk bang.?’ tanyanya.
" Oh...iya, silahkan duduk."
Aku menyibukkan diri dengan mengutakatik radio taperecorder yang selalu setia menemaniku bertahun-tahun.

" Bang, boleh aku bicara sebentar."
" Kapan abang pernah melarang Mawar bicara?" balasku tanpa menoleh.
" Magda tidak mau pulang kerumahnya, sekarang dia masih dirumahku."
" Apa urusanku kalau dia tidak mau pulang,? Kamu antarkan lah dia," jawabku ketus.
" Kenapa akhirnya jadi begini bang," ujarnya menahan tangisnya.

Ah....ini lagi, aku sudah muak dengan airmata. Disana aku tidak menemukan lagi kejujuran dan ketulusan. Airmata tidak lebih dari sebuah ekspresi ego semata, kataku dalam hati.
" Tadi pagi kau marah-marah, kini kau menangis entah apa yang kau tangisi. Ayo bicaralah aku mau tidur," kataku.

" Zung ! Magdalena dirumah. Dia sedang sakit." suara Mawar bergetar.
" Makanya abang bilang, segera antarkan kerumah sakit atau antar dia pulang. Kalau kamu tidak mau mengantarkannya, telefon maminya biar dijemput. Aku tidak ada waktu, aku mau istrahat"

" Abang, aku tidak menyangka kalau abang sekejam ini."
" Lha.... apa lagi yang harus aku perbuat."
" Ayolah kerumah sebentar saja," mohonnya.
" Tidak. Baru saja diruangan ini dia melampiaskan kebencian dan penistaan atas diriku. Kemudian dia mau meludahi mukaku dihadapanmu. Dan engkaupun ikut puas menikmati kebengisan itu, begitu.?"

" Tidak bang, itu hanya perasaan abang saja. Aku jamin, dia tidak akan melakukan itu."
" Mawar, aku menghargai niat tulusmu. Tapi maaf, untuk kali ini , hatiku masih terluka. Kejujuranku dianggapnya bagaikan tumpukan sampah diparik busuk sana. Magda juga telah merendahkanku dan martabat paribanku Sinta.

" Kenapa bawa-bawa nama Sinta bang!?"
"Memang ini gara-gara kepala Sinta. Maksudku gara-gara Sinta meletakkan kepalanya di sisi bahuku. Malam itu Magda melihat kami dibeca ketika pulang dari kampung. Aku perlu juga jelaskan pada kamu; Sinta kelelahan selama dikampung ditambah lagi selama perjalanan yang menghabiskan waktu selama enam jam. Mawar mengerti.?

" Oh..iya dia juga mengatakan itu dan dia sudah memakluminya bang."
" Memakluminya setelah dia menudingku sebagai pengkhianat? Terlambat sudah Mawar."
" Jadi maksud abang berakhir begitu saja."
" Yang bilang berakhir siapa, tak ada kubilang berakhir, itu kesimpulanmu. Aku bilang Magda terlambat memakluminya. Dia memakluminya setelah puas menista dan menamparku, begitu bukan.? " ( Bersambung)

Los Angeles, January 2009

Tan Zung
http://telagasenja-tanzung.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment