Friday, January 30, 2009

Magdalena ( 39)

http://www.youtube.com/watch?v=HGC003Xz3CY

================
Mawar kaget, melihat Magda tertidur di tempat tidur, sementara aku tertidur di kursi. Mawar tidak jadi masuk kekamar, hanya menyampaikan pesan, kalau Magda dicariin oleh kedua orangtuanya.
===============

HARI KEEMPAT Magda belum kuliah juga. Dari kampus aku langsung kerumah Magda. Tiba disana, mami Magda menyambutku ramah, " kapan kembali dari kampung. Angkang ( kakak, pen) sudah sehat,?" tanya maminya Magda.
" Ibu sehat, dia hanya rindu," jawabku.
" Magda dimana, kenapa dia belum kuliah.?"
" Dia masih sakit, sudah ke dokter, tapi belum tahu penyakitnya."
"Ada makanan inanguda, aku lapar!" ( Selama berteman dengan Magda, belum pernah aku masuk dapur cari makanan.) Maminya memangil Magda, tapi tak ada sahutan.
"Biar aku sendiri yang mengambil inanguda."

Ketika aku sedang makan Magda membuka sedikit pintunya. Lewat pantulan sinar dari jendela kamarnya, tampak Magda masih memakai baju tidur. Rambutnya masih tergerai menyentuh hingga ke ujung pinggangnya. Aku tahu dia sengaja membiarkan mataku memandangi kujur tubuhnya. Ah... tubuhnya amat sempurna menjadi isteri dan ibu anak-anakku.

Magda duduk diujung tempat tidurnya. Lewat selah pintu yang terbuka, dia menatap kearahku. Sesekali kupandangi dia sembari menyantap makananku yang sebenarnya hanya sebagai "media" penyambung rasa yang hampir pupus.

Ketika imiginasi berkelana jauh, Magda keluar dari kamarnya. Aku sambut dia, "Selamat siang ito Magda." Dia diam tak menjawab. Memang dia paling benci bila aku panggil ito. Ku sapa lagi, "Selamat siang Magda. "
"Selamat siang bang," jawabnya.
Kami duduk berhadapan, " Abang mau tambah.?"
"Mau, tetapi Magda makan sama, " ujarku
" Aku belum mandi bang,"
" Aku ajak makan sama, bukan mandi sama."

Dia melirik kearah kamar maminya, aman, dilemparkan serbet kearahku.
" Iya...iya aku makan, " sebelum abang makin ngaco.
" Disendokkan nasi kepiringku."
" Lagi air minumnya bang.?"
" Boleh, tapi punya manson nggak,?" tanyaku. (Aku ingintahu sampai dimana "galak"nya Magda jika dirumahnya. Kalau diteras sudah hafal mati aku. Dibawah menunjang diatas kalau nggak mencubit ya...menjewer.)


Dia berdiri sambil bertolak pinggang, menatapku dan mengatupkan bibirnya. (aku suka style yang satu ini)
"Manson? iya ada, abang mau berapa botol hah...?"
" Satu sendok teh. Aku lagi batuk ," ujar ku.
" Dia bangkit dari tempat duduknya, mendekat, diacak-acak rambutku. Mulai sekarang nama abang diganti menjadi "Hobaz Manson Tan Zung."
" Dan kau Mrs. Magdalena"Manson" Tan Zung," balas ku
" Nggak pakai "manson"," katanya sambil memukul pundakku.
Aku kuatir "kepergok" maminya, segera aku bergegas menghindar dari meja makan seraya menyimpan piringku yang baru saja kupakai.
***
" Magda ini catatan kita selama empat hari."
" Empat hari kuliah, catatan mu kok cuma ini saja.?" tanya Magda heran.
" Aku tak dapat kosentrasi, pikiranku melayang kemana-mana."
" Kemana saja pikirannya bang.?"
" Kesini, " kataku sambil memongkal....( memencet, red) mulutnya pelan. Sementara tanganku memencet mulutnya, tiba-tiba maminya keluar dari kamar. "Kalian dirumah dulu iya, mami mau kerumah Mega." (Bersambung)

Los Angeles, January 2009

Tan Zung
http://telagasenja-tanzung.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment