Friday, January 30, 2009

Magdalena ( 33)

Think Twice
http://www.youtube.com/watch?v=rriGtwl1oGE

================
" Tapi tidak malam ini Mawar. Malam ini abang sudah tidak punya hati, hati ku telah terbang jauh bersama angin kekecewaan."
" Jadi abang tidak mau kerumah."
" Ya. Tidak sekarang!"
================

“ Kalau abang tidak mau ikut, aku juga tidak mau pulang,” ancam Mawar
Hah...aneh, Magda “mogok” dirumah mu. Kau “mogok” pula disini. Jadi Mawar mau menginap disini.?” tanyaku.
Nggak, aku bersama abang kerumah.”
“ Tidak malam ini, aku akan temui dia besok kerumahnya.”
“ Magda mau sekarang,” desak Mawar
“ Maunya dia atau kau pula yang heppot ( reseh, pen).”
“ Aku dan dia bang, ayolah, “ pintanya memelas.

Kekerasan hati Mawar mengajakku untuk melihat Magda malam itu, akhirnya luluh.
“ Mawar, ini sudah larut malam, aku nggak enak sama orangtuamu.”
“ Bapak sedang cuti, mereka pulang kampung.”
“Jadi bapak-mama tidak ada dirumah.?”
“ Baik, aku mau ikut, tapi pulangnya kau antarin aku,” ucapku seraya meraih sweater.

Ya bang,” katanya diiringi mata binar
“Kamu lah yang gonceng abang, pikiranku sedang kusut, takut kita kecelakaan,” pinta ku.
“ Iya bang tapi kita mampir dulu beli obat, maag Magda kambuh.”

“ Salah sendiri puasa sebelum waktunya,” jawabku bercanda.
“ Mendekati rumah Mawar, otakku belum dapat memutuskan apa yang harus ku katakan nanti atau siapa diantara aku dan Magda yang akan mengawali pembicaraan.?"
“ Bang sudah nyampe,” sentak Mawar membangunkan anganku. Masuk lah bang, dia di kamar.”
“Suruhlah dia keluar,” pintaku
“ Masuk saja kekamar.”
“ Ah nggak enaklah, masya aku masuk kekamar.”

“ Tidak apa-apa, aku kan ada disini. Lagi, abang dan Magda sudah sering berduaan dikamar ?” kata Mawar diiringi ketawa genit.
"Ya...tapi itu dikamar kostku, pintunya menghadap keluar dan selalu terbuka. Kamu duluan yang masuk. bilang dulu sama dia nggak aci pakai tampar dan tangis.”

Ya...aku bilangpun,” kata Mawar geli.
“ Berduaan dululah kita masuk, nanti kalau kami sudah mulai “normal” kau keluar. Tapi bapak pulang lusa kan?” ujarku memastikan.
***
MAGDA mendengar kami tiba, dia keluar dan saat bersamaan kami membuka pintu, dia mau keluar sementara aku dan Mawar mau masuk. Ah, memang hati ini tak dapat dibohongi, hatiku benar-benar “tersungkur.” Aku mau peluk dia, semestinya akulah yang minta maaf. Magda benar-benar sedih. Dia melangkah lemah dan wajahnya tanpa sinar, redup. Matanya sembab, rambutnya dibiarkan terurai, autan.

Aku menunggu apa yang akan terjadi, apakah dia kembali kekamar atau terus melangkah keluar. Hahhh dia keluar tanpa menyapaku, kelihatan matanya sayu dan kehilangan semangat . Kubiarkan dia berjalan melewatiku dan Mawar, kami diam. Aku dan Mawar pun undur ke ruang tamu, sementara Magda terus berjalan menuju teras.( Bersambung)

Los Angeles. January 2009

Tan Zung
http://telagasenja-tanzung.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment